Rabu 30 Dec 2020 00:03 WIB

Bentrok Antarwarga di Mesuji, Seorang Meninggal

Bentrok antarwarga dipicu oleh perebutan lahan sawah yang sedang ditanam padi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus Yulianto
Bentrok antarwarga (ilustrasi).
Foto: Antara/Zainuddin MN
Bentrok antarwarga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bentrok antarwarga di Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung terjadi lagi pada Selasa (29/12) petang. Warga saling bacok dengan senjata tajam, seorang luka bacok, dan seorang lagi meninggal dunia saat dibawa ke RSUD Menggala, Tulangbawang.

Keterangan yang diperoleh Republika.co.id dari warga setempat, Selasa (29/12) malam, bentrok antarwarga dipicu oleh perebutan lahan sawah yang sedang ditanam padi. Warga Desa Sungai Sidang, Kecamatan Rawajitu Utara, mendatangi sawah yang dinilai bersengketa. Namun, di sawah tersebut sedang ada belasan orang lagi bertanam padi atau tandur (tanam mundur).

Terjadi cekcok mulut antara 10 orang warga Desa Sungai Sidang dengan 15 warga Desa Sidang Way Puji yang sedang bercocok tanam padi di sawah. Cekcok mulut berujung suara tembakan dari senjata api rakitan. Warga yang sedang bercocok tanam berlarian menyelamatkan diri. Warga Sungai Sidang mengejar warga Desa Sidang Way Puji.

Nafi, warga Sungai Sidang mengeluarkan senjata tajam dan mengejar Suyitno, warga Sidang Way Puji. Sabetan sajam Nafi mengenasi Suyitno. Melihat Suyitno bersimbah darah, warga Sidang Way Puji mengepung Nafi, dan mengeroyoknya secara massa, sehingga kondisinya terluka dan kritis. 

 

Nafi dilarikan ke Puskesmas Rawajitu Utara, namun kondisinya parah, dilarikan ke RSUD Menggala. "Namun diperjalanan nyawa Nafi tidak dapat diselamatkan lagi," kata Napri, warga Brabasan, Mesuji, Selasa (29/12).

Kondisi kedua desa yakni Desa Sungai Sidang tempat korban meninggal dunia dan Desa Sidang Way Puji telah diamankan kepolisian. Menurut Napri, seorang warga di Mesuji, kedua desa masih diramaikan warga yang berkumpul. 

Petugas Polres Mesuji, Koramil, dan Camat Rawajitu, masih bersiaga di kedua desa, untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya aksi balas dendam.

Menurut Napri, setelah mendapat informasi dari rekannya di lokasi kejadian, bentrok antarwarga kedua desa yang berdekatan tersebut dipicu masalah sengketa lahan sawah. Masing-masing warga desa mengklaim lahan sawah miliknya untuk digarap, sedangkan warga desa lainnya, menyatakan lahan tersebut masuk wilayah desanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement