Jumat 01 Jan 2021 17:22 WIB

Separuh dari Total Kasus Positif DIY Terjadi Dalam Dua Bulan

Kawasan Malioboro dan Tugu yang terletak di Kota Yogyakarta seharusnya juga ditutup.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Barikade dipasang untuk penyekatan kawasan Titik Nol Yogyakarta, Selasa (29/12). Barikade dipasang di kawasan Titik Nol Yogyakarta untuk mengurangi keramaian saat libur tahun baru. Kawasan Titik Nol Yogyakarta, Tugu Pal Putih, dan Malioboro masih menjadi tujuan utama wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Barikade dipasang untuk penyekatan kawasan Titik Nol Yogyakarta, Selasa (29/12). Barikade dipasang di kawasan Titik Nol Yogyakarta untuk mengurangi keramaian saat libur tahun baru. Kawasan Titik Nol Yogyakarta, Tugu Pal Putih, dan Malioboro masih menjadi tujuan utama wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan, kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY sudah sangat tinggi. Per 1 Januari 2021, total kasus terkonfirmasi positif di DIY sudah menyentuh angka 12.388 kasus.

Ia menyebut, setengah dari total kasus positif di DIY ini terjadi hanya dalam dua bulan terakhir. Artinya, setengah kasus positif tersebut bertambah selama November dan Desember 2020.

"Masalahnya adalah setengah dari belasan ribu konfirmasi positif ini terjadi dalam dua bulan terakhir, khususnya akhir Desember ini luar biasa peningkatannya. Rata rata dua ratus lebih, bahkan kemarin sudah hampir tembus 300 (kasus baru per hari)," kata Huda dalam keterangan resminya.

Berdasarkan instruksi yang ditandatangani oleh Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji dengan nomor 443/03734 tentang Penutupan Objek Wisata pada Malam Pergantian Tahun Baru, diberlakukan pembatasan operasional destinasi wisata pada pergantian Tahun Baru 2021 yaitu pada 31 Desember 2020. Operasional destinasi wisata hanya diperbolehkan hingga 18.00 WIB.

Namun, kebijakan ini hanya berlaku di empat kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo. Huda pun mengapresiasi pemerintah kabupaten di seluruh DIY menerapkan kebijakan ini.

"Saya sangat mengapresiasi rekan-rekan bupati yang menutup tempat wisata di malam tahun baru agar mengurangi kerumunan dan resiko tinggi," ujarnya.

Walaupun begitu, kata Huda, kawasan Malioboro dan Tugu yang terletak di Kota Yogyakarta seharusnya juga ditutup. Namun, dua kawasan tersebut tetap dibuka saat malam pergantian Tahun Baru.

"Semestinya Malioboro dan Tugu juga ditutup sebagaimana kesepakatan bersama dalam rapat di Polda DIY. Saya tidak yakin pemkot bisa mengendalikan kerumunan saat malam tahun baru, sebagaimana  liburan kemarin yang akibatnya kita rasakan saat ini," jelasnya.

Ia pun meminta Pemerintah Kota Yogyakarta untuk membangun shelter penanganan Covid-19. Sebab, kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 sudah kritis dan banyak pasien Covid-19 yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19."Banyak warga positif yang tidak dapat perawatan karena ruangan tidak ada, padahal mereka perlu perawatan karena bergejala. Mungkin nanti kalau ada lonjakan kasus, perlu buat shelter perawatan di halaman Balai Kota Yogyakarta, sepertinya masih cukup luas," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, berdasarkan koordinasi bersama memang sudah diputuskan untuk tidak menutup secara total kawasan di Sumbu Filosofi DIY yang termasuk di dalamnya Tugu dan Malioboro. Sehingga, diterapkan sistem buka tutup.

"Kawasan Sumbu Filosofis bukan kawasan destinasi wisata pada umumnya. Karena juga kawasan pemukiman, pertokoan, perdagangan, pasar dan jasa lainnya. Sehingga tidak sama dengan kawasan destinasi lainnya," kata Heroe.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif usai libur Natal dan Tahun Baru, pihaknya menyiapkan tambahan kamar isolasi. Namun, tambahan kamar ini disiapkan di rumah sakit rujukan Covid-19.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement