Rabu 06 Jan 2021 05:00 WIB

Penerapan Aturan Kebiri Butuh Konsistensi untuk Efek Jera

Hukuman kebiri pada predator seksual akan memberi efek jera jika dilakukan konsisten

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Kebiri kimia (ilustrasi)
Foto: al arabiya
Kebiri kimia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Presiden Jokowi menerbitkan PP No 70 Tahun 2020. PP itu berisi tata cara pelaksanaan tindakan kebiri kimia, pemasangan alat pendeteksi elektronik, rehabilitasi dan pengumuman identitas pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Pakar psikologi sosial UGM Koentjoro menilai, penerbitan PP kebiri kimia pelaku kekerasan seksual anak merupakan langkah tepat. Sebab, perilaku itu kejahatan luar biasa yang bisa merusak generasi bangsa.

Baca Juga

"Sebenarnya melanggar HAM tapi kalau diterapkan ke pelaku kejahatan seksual anak hukuman kebiri kimia ini tepat. Sebab, perilaku itu tidak hanya merusak generasi bangsa namun bisa menciptakan predator-predator seksual baru," kata Koentjoro, Selasa (5/1).

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini merasa PP tersebut efektif menimbulkan efek jera jika diimplementasi secara konsisten. Artinya, penegak hukum harus konsisten melaksanakan aturan kebiri kimia ke pelaku pelecehan seksual anak.

Ia menekankan penegakan peraturan dengan baik dan konsisten tidak cuma akan memberi efek jera bagi pelaku kejahatan seksual pada anak. Namun, juga dapat memberi perlindungan anak dan memutus rantai kekerasan seksual kepada anak.

"Bisa efektif memberikan efek jera jika aturannya benar-benar dilaksanakan secara konsekuen, tapi kalau tidak ya tidak akan memberikan efek jera," ujar Koentjoro.

Selain penegakan PP tentang hukuman kebiri kimia secara konsisten, Koentjoro mengingatkan perlu ada langkah-langkah pencegahan munculnya tindakan kekerasan seksual kepada anak. Khususnya, melalui peran fungsi keluarga.

"Tidak hanya itu, kontrol dari masyarakat juga diperlukan dalam mencegah terjadinya tindakan kekerasan seksual terhadap anak," kata Koentjoro.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement