REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Komisi Eropa pada Selasa (5/1) mengaku pihaknya menyesali bahwa Iran telah melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah. Tindakan tersebut melanggar pakta nuklir 2015 dengan sejumlah negara besar.
Akan tetapi Komisi Eropa yakin bahwa pakta tersebut layak untuk diselamatkan. "Kami sangat prihatin dengan langkah-langkah yang diambil oleh Iran. Tindakan ini melanggar komitmen nuklir Iran dan akan memiliki dampak yang serius," kata juru bicara Komisi saat konferensi pers.
"Sangat disesalkan tetapi juga sangat penting dan .... bahwa kami mempertahankan kesepakatan tersebut," katanya.
Langkah itu merupakan pelanggaran terbaru Iran terhadap pakta nuklir yang mulai tidak dipatuhi pada 2019. Iran melakukannya sebagai respons atas penarikan Washington dari perjanjian tersebut pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi AS, yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan tersebut.