REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - - Polisi Washington melakukan penangkapan terhadap pemimpin kelompok sayap kanan Proud Boys, Enrique Tarrio. Pengunjuk rasa yang mendukung upaya Presiden pejawat Donald Trump untuk membatalkan pemilihan berkumpul di kota itu pada Selasa (5/1).
Tarrio ditangkap pada Senin (4/1) karena perusakan properti dan kepemilikan senjata api. Dia dibebaskan sehari kemudian, tetapi diperintahkan untuk menjauh dari kota.
Tarrio pertama kali ditangkap sehubungan dengan pembakaran spanduk Black Lives Matter di sebuah gereja pada 12 Desember. Dia membawa dua senjata api berkapasitas tinggi yang dibongkar dengan lencana dan simbol yang digunakan oleh Proud Boys.
Protes terhadap kemenangan Presiden terpilih Joe Biden, dimulai di seluruh ibu kota AS pada awal pekan. Aksi ini diperkirakan akan membengkak dengan ribuan orang pada Rabu (6/1).
Donald Trump yang kalah dalam pemilihan dengan tujuh juta suara diperkirakan akan berbicara dengan pengunjuk rasa pada Rabu pagi. Dia akan melakukan pertemuan di Ellipse, taman umum di selatan Gedung Putih.
“Washington dibanjiri dengan orang-orang yang tidak ingin melihat kemenangan pemilu dicuri oleh Radikal Kiri Demokrat,” kata Trump melalui Twitter pada Selasa.
Trump telah menuduh tanpa bukti bahwa pemilu itu curang. Puluhan keputusan pengadilan, pejabat pemilihan negara bagian, dan Departemen Kehakiman AS membantah klaim ini.
https://www.reuters.com/article/politicsNews/idUSKBN29B042