REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Satu dari dua warga negara Indonesia korban tabrak lari di Xianyang, Provinsi Shaanxi, China, meninggal dunia pada Selasa (5/1) sore. Korban sempat menjalani perawatan di rumah sakit setempat selama tujuh hari sejak peristiwa itu terjadi.
Sementara itu, pelaku tabrak lari berhasil ditangkap dan ditahan aparat kepolisian setempat pada Jumat (1/1). "KBRI (Kedutaan Besar RI di Beijing) telah menyampaikan informasi tersebut kepada kedua orang tua korban. KBRI akan terus melakukan pendampingan dalam melakukan upaya hukum," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Kamis.
Peristiwa tersebut bermula saat korban, M Rendra Sampurna Wijayadi, bersama teman sekampusnya Faiq Iqbal Ainun Taufiq, ke luar area kampus Shaanxi Polytechnic Institute untuk membeli makanan setelah mengerjakan tugas-tugas kuliah pada 30 Desember 2020 dini hari. Sekitar 100 meter dari gerbang kampus yang berlokasi di Xianyang itu, sebuah mobil melaju dari arah belakang.
Mobil tersebut seharusnya berada di lajur kanan, namun entah mengapa berpindah ke lajur kiri, tempat kedua mahasiswa asal Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu sedang berjalan kaki. Rendra (21 tahun) terpelanting ke depan hingga kepalanya membentur aspal. Ia mengalami kaki patah serta tidak sadarkan diri. Faiq (20 tahun) terpelanting ke kiri dan hanya menderita luka ringan.
Pengemudi lari