REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun 2020, Bumi menyelesaikan perputaran pada porosnya (rotasi) milidetik lebih cepat dari rata-rata. Sebanyak 28 hari tercepat setelah tahun 1960 terjadi pada tahun 2020.
Tak perlu khawatir soal ini. Rotasi planet memang sedikit berbeda sepanjang waktu yang didorong oleh variasi tekanan atmosfer, angin, arus laut, dan pergerakan inti.
Namun, proses rotasi yang lebih cepat ini tidak nyaman bagi pencatat waktu internasional. Pencatat waktu menggunakan jam atom untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC).
Jika jam astronomis yang ditetapkan adalah waktu yang dibutuhkan Bumi untuk melakukan satu putaran penuh, ini akan menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik. Maka dari itu, UTC harus mendapat penyesuaian.