Kamis 07 Jan 2021 14:37 WIB

Mentan Siapkan Tiga Jurus Atasi Persoalan Kedelai

Salah satu agendanya menjaga pasokan agar tak terganggu sehingga ketersediaan aman

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengunjungi pengrajin tahu tempe dan sekaligus melakukan gerakan stabilisasi pasokan dan harga pasar kedelai di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (7/1).
Foto: Kementan RI
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengunjungi pengrajin tahu tempe dan sekaligus melakukan gerakan stabilisasi pasokan dan harga pasar kedelai di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan telah menyiapkan tiga langkah untuk mengatasi masalah kedelai yang belakangan mencuat.

"Pertama, agenda SOS yakni stabilisasi harga, pasokan tidak boleh ada yang terganggu sehingga ketersedian harus dipastikan aman. Harga tidak boleh terlalu turun dan tidak boleh terlalu naik," kata Syahrul di Jakarta, Kamis (7/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, langkah pertama SOS akan dilakukan dalam 100 hari ke depan. Di mana, implementasinya dengan melakukan gerakan stabilisasi harga lewat operasi pasar kedelai dengan harga Rp 8.500 per kilogram (kg). Pasokan disediakan oleh Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) dan didistribusikan kepada Gabungan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).

Kedua, yakni agenda temporer yakni dalam 200 hari kedepan produktivitas lokal harus ditingkatkan. Pemetaan produksi lokal antara yang dikonsumsi dan dijadikan bibit akan dibenahi sehingga upaya untuk meningkatkan produksi bisa lebih terarah.

Syahrul melanjutkan, adapun langkah ketiga merupakan strategi panjang di mana Indonesia bisa menyuplai sendiri kebutuhan kedelai secara mandiri. Dengan begitu, diharapkan ketersediaan kedelai dapat stabil sekalipun terjadi gejolak di negara-negara pengekspor kedelai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement