REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan telah menyiapkan tiga langkah untuk mengatasi masalah kedelai yang belakangan mencuat.
"Pertama, agenda SOS yakni stabilisasi harga, pasokan tidak boleh ada yang terganggu sehingga ketersedian harus dipastikan aman. Harga tidak boleh terlalu turun dan tidak boleh terlalu naik," kata Syahrul di Jakarta, Kamis (7/1).
Ia mengatakan, langkah pertama SOS akan dilakukan dalam 100 hari ke depan. Di mana, implementasinya dengan melakukan gerakan stabilisasi harga lewat operasi pasar kedelai dengan harga Rp 8.500 per kilogram (kg). Pasokan disediakan oleh Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) dan didistribusikan kepada Gabungan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Kedua, yakni agenda temporer yakni dalam 200 hari kedepan produktivitas lokal harus ditingkatkan. Pemetaan produksi lokal antara yang dikonsumsi dan dijadikan bibit akan dibenahi sehingga upaya untuk meningkatkan produksi bisa lebih terarah.
Syahrul melanjutkan, adapun langkah ketiga merupakan strategi panjang di mana Indonesia bisa menyuplai sendiri kebutuhan kedelai secara mandiri. Dengan begitu, diharapkan ketersediaan kedelai dapat stabil sekalipun terjadi gejolak di negara-negara pengekspor kedelai.