REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memastikan kesiapan tempat isolasi pasien Covid-19 yang bertempat di Asrama Haji Surabaya dan BPSDM Provinsi Jatim. Emil mengatakan, untuk tempat isolasi yang ada di Asrama Haji Surabaya terdapat kapasitas yang cukup memadai untuk mengantisipasi jika ada tambahan kasus yang besar.
"Tapi yang harus masuk ke sini adalah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang kondisinya ringan dan tanpa gejala," ujar Emil di Surabaya, Kamis (7/1). Emil mengapresiasi Pemkot Surabaya yang telah menata sedemikian rupa asrama haji tersebut menjadi tempat isolasi pasien Covid-19.
Ia memastikan kesiapan Gedung BPSDM Jatim untuk tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala. Emil mengatakan, saat ini jumlah tempat tidur yang disiapakan di Gedung BPSDM Jatim berjumlah 300. Sebenarnya, kata dia, Gedung BPSDM Jatim sebekumnya juga pernah difungsikan atau dioperasikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
"Jadi ini disiapkan kembali sebagai tempat isolasi mandiri karena kasus Covid-19 ini dominannya tanpa gejala," ujarnya.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: status
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4249
Emil mengatakan, saat ini ada 3 asrama di Gedung BPSDM Jatim yang diperuntukkan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Namun bila pasien melonjak, maka BPSDM Jatim akan memfungsikan sebanyak 6 asrama. Serta memfungsikan ruang lain seperti ruang kelas dan ruang makan sehingga diharapkan mampu menambah kapasitas sebanyak 100 tempat tidur lagi.
Plt. Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, Pemkot Surabaya menyulap asrama haji sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 karena tingkat keterisian rumah sakit yang tinggi. Hal itu harus diantisipasi dengan membuka kapasitas Asrama Haji Surabaya menjadi total 1.000 dengan 180 kamar yang siap untuk perawatan seperti di RS.
"Jadi yang semula kondisinya harus dirawat di RS, tetapi sudah membaik, belum negatif, itu bisa dipindahkan ke Asrama Haji," ujarnya.