Kamis 07 Jan 2021 14:54 WIB

Pascalibur, Dinkes DKI Temukan 67 Klaster Keluarga 

Keluarga ini sempat melakukan perjalanan atau berlibur ke luar Jakarta selama libur.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Klaster keluarga Covid-19
Foto: Republika
Klaster keluarga Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menemukan sebanyak 67 klaster keluarga baru dalam penyebaran Covid-19. Penemuan jumlah klaster di lingkungan keluarga itu teridentifikasi pascalibur Natal dan Tahun Baru 2021 pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021.

"Sudah teridentifikasi 67 klaster keluarga, dengan 210 kasus positif (Covid-19)," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Weningtyas dalam rapat koordinasi 10 Provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi secara virtual melalui YouTube, Kamis (7/1).

Baca Juga

Weningtyas mengatakan, setelah dilakukan penelusuran kontak (tracing), 67 klaster keluarga sempat melakukan perjalanan atau berlibur ke luar Jakarta selama libur Natal dan Tahun Baru. Sebagian besar mereka mendatangi daerah di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur. 

"Di-tracing ada riwayat bepergian dan pelaku perjalanan dari Jawa Barat untuk terutama Bandung dan Puncak (Bogor), Yogyakarta, dan Jawa Timur," kata dia.

Menurut dia, dengan adanya klaster keluarga ini menambah jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota. Dia menuturkan, berdasarkan data yang dimiliki Dinkes DKI Jakarta, hingga 5 Januari 2021, total kasus aktif Covid-19 di Jakarta mencapai 15.376 kasus.

"Itu 50 persen pasien tidak bergejala atau asimtomatik. Sisanya, 18 persen pasien bergejala ringan, 27 persen bergejala sedang, 3 persen bergejala berat, dan 2 persen kritis," jelasnya.

Adapun, total kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta hingga Rabu (6/1) sebanyak 195.301 kasus. Sementara itu, 16.450 orang masih menjalani perawatan atau isolasi, dan 175.441 orang telah dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan 89,8 persen.

Kemudian, total 3.410 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen. Sedangkan untuk positivity rate atau persentase kasus positif dalam sepekan terakhir di Jakarta sebesar 13,9 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement