REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menyatakan, bahwa Kongres AS telah mengkonfirmasi penghitungan Electoral College, Rabu (6/1) malam waktu setempat. Dengan demikian, Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden secara resmi memenangkan pemilihan presiden 3 November melawan kandidat pejawat Donald Trump. Dia akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Penghitungan tiga suara elektoral Vermont menempatkan Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris di atas ambang batas 270 yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan. Senat dan House of Representative menolak keberatan untuk membuang suara elektroal Georgia dan Pennsylvnaia untuk Biden. Partai Republik juga keberatan dengan suara elektoral Arizona, Nevada dan Michigan, tetapi mosi itu gagal sebelum mencapai perdebatan.
"Pengumuman status pemungutan suara oleh Presiden Senat akan dianggap sebagai deklarasi yang memadai dari orang-orang yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat, masing-masing untuk masa jabatan yang dimulai pada hari ke-20 Januari 2021 dan akan dimasukkan bersama dengan daftar suara di jurnal Senat dan House of Representative," ujar Pence menyusul penghitungan semua suara Electoral College negara bagian, dilansir laman CNN, Kamis (7/1).
Sertifikasi itu muncul setelah pendukung Trump menyerbu Capitol AS pada Rabu pagi (7/1). Sesi gabungan Kongres yang biasa dilakukan dengan seremonial biasa terpaksa dihentikan selama beberapa jam ketika simpatisan Trump menerobos menduduki gedung.
Proses pengesahan pun dilanjutkan sekitar pukul 8 malam waktu setempat. Wakil Presiden Mike Pence, mengatur kembali sesi Senat. "Ayo kembali bekerja," kata Pence.
Menyusul penegasan resmi dari kemenangan Electoral College oleh Presiden terpilih Joe Biden, Presiden Trump mengatakan keputusan itu mewakili akhir masa jabatan pertama terbesar dalam sejarah presiden. "Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilu, dan fakta menunjukkan kepada saya, tetapi akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
"Saya selalu mengatakan kami akan melanjutkan perjuangan kami untuk memastikan bahwa hanya suara sah yang dihitung. Meskipun ini merupakan akhir dari masa jabatan pertama terbesar dalam sejarah kepresidenan, ini hanyalah awal dari perjuangan kami untuk Make America Great Again," kata Trump. Dia juga mengulangi klaim palsu tentang pemilu yang menghasut massa untuk menyerbu Capitol.