Selasa 12 Jan 2021 13:55 WIB

CDC: Sembilan Juta Warga AS Telah Divasksin Covid-19

Joe Biden mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak vaksin ke negara bagian

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Di depan bendera Amerika, perawat Lillian Wirpsza, kiri, memberikan vaksin COVID-19 kepada Shylee Stewart, perawat persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Universitas George Washington, Senin, 14 Desember 2020 di Washington.
Foto: AP/Jacquelyn Martin/AP Pool
Di depan bendera Amerika, perawat Lillian Wirpsza, kiri, memberikan vaksin COVID-19 kepada Shylee Stewart, perawat persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Universitas George Washington, Senin, 14 Desember 2020 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa hampir sembilan juta warga AS telah mendapat suntikan dosis pertama dari dua dosis vaksin Covid-19 per Senin (11/1). Angka vaksinasi tersebut mewakili kurang dari satu pertiga dari total 25 juta dosis vaksin yang telah didistribusikan oleh pemerintah federal ke wilayah negara bagian.

Pada hari yang sama, Gubernur Michigan Gretchen Whitmer meminta izin pemerintahan Presiden Donald Trump untuk membeli secara langsung 100 ribu dosis vaksin dari Pfizer-BioNTech, yang sudah diberi izin penggunaan darurat oleh Badan Makanan dan Obat (FDA). FDA juga telah menyetujui penggunaan vaksin Moderna.

Baca Juga

Suntikan dosis kedua untuk vaksin Pfizer-BioNTech dan juga Moderna dapat dilakukan tiga atau empat pekan setelah pasien mendapat suntikan dosis pertama. "Kami tetap siap untuk meningkatkan distribusi demi memvaksinasi masyarakat," kata Whitmer dalam suratnya kepada Menteri Kesehatan Alex Azar.

Wali Kota New York City Bill de Blasio menyebut wilayahnya mungkin akan kehabisan dosis vaksin jika pemerintah federal tidak mengirim dosis lainnya. Ia telah berjanji untuk menyuntikkan vaksin kepada satu juta warga New York hingga akhir Januari.

Presiden Terpilih Joe Biden, yang akan menjabat per 20 Januari, tengah mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak vaksin ke negara bagian, yakni pasokan yang sengaja ditimbun dalam upaya menjamin cukup persediaan yang diperlukan bagi vaksinasi dosis kedua.

Para pakar kesehatan masyarakat menyebut bahwa tidak ada satu pun negara bagian, termasuk pula New York, yang sejauh ini telah menggunakan vaksin kiriman federal hingga hampir habis. Hal itu dianggap sebagai suatu proses vaksinasi yang lebih lambat daripada yang diharapkan dan terkait dengan aturan kaku yang membatasi siapa saja yang boleh mendapat vaksin.

Sejumlah negara bagian dalam beberapa hari terakhir ini telah menambah kapasitas vaksinasi dengan pengubahan ad hoc fungsi gedung olahraga, aula, serta sekolah yang kosong menjadi pusat vaksinasi. Stadion Dodger di Los Angeles, misalnya, akan dialihgunakan sebagai lokasi vaksinasi massal per akhir pekan ini, menurut pemimpin setempat. Penggunaan tempat itu sebagai lokasi tes deteksi virus akan diakhiri pada Senin.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement