Selasa 12 Jan 2021 20:41 WIB

FBI: Massa Bersenjata Rencanakan Datangi Pelantikan Biden

FBI ingatkan semakin banyak ancaman kekerasan dari pendukung Presiden Donald Trump

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di teater The Queen di Wilmington, Del., Kamis, 7 Januari 2021.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden terpilih Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di teater The Queen di Wilmington, Del., Kamis, 7 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sumber dari penegak hukum mengatakan FBI memperingatakan pengunjuk rasa bersenjata berencana menggelar demonstrasi di Washington dan di 50 negara bagian lainnya saat pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang.

Sumber mengatakan peringatan FBI yang berlaku hingga hari pelantikan itu menyatakan semakin banyak ancaman kekerasan dari pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu Capitol Hill pekan lalu. Garda Nasional sudah diberi wewenang untuk mengirimkan 15 ribu pasukan ke Washington.

Baca Juga

Hingga 24 Januari tidak boleh ada wisatawan yang masuk ke Washington Monument. Kepala Biro Garda Nasional Jenderal Daniel Hokanson mengatakan pada Sabtu (16/1) diperkirakan sekitar 10 ribu pasukan sudah tiba di Washington untuk membantu mengamankan, menyebarkan logistik, dan komunikasi.

Hokanson menambahkan apabila pihak berwenang setempat memintanya maka ia akan mengerahkan 15 ribu pasukan. Satu orang anggota parlemen meminta Pentagon berbuat lebih banyak.

Selasa (12/1) senator Chris Murphy mengatakan ia sudah mengirimkan surat ke Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan. Ia mengatakan belum diketahui apakah Garda Nasional cukup untuk melindungi Washington. Menurutnya mungkin tentara yang aktif bertugas juga diperlukan.

"Saya tidak takut untuk mengambil sumpah jabatan di luar ruangan," kata Biden di Newark, Delaware.

Ia menyinggung tradisi presiden AS untuk mengambil sumpah jabatan di lapangan depan Capitol Hill. Namun ia mengatakan sangat penting orang-orang 'yang terlibat dalam penghasutan dan mengancam nyawa orang lain, merusak properti publik, menyebabkan kerusakan berat' untuk bertanggung jawab.

Komite pelantikan Biden mengatakan pelantikan 20 Januari itu bertema 'Persatuan Amerika'. Trump yang gagal membatalkan hasil pemilihan presiden dengan klaim kecurangan mengatakan tidak akan menghadiri upacara pelantikan tersebut. Keputusan itu didukung presiden terpilih.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement