REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH M Cholil Nafis turut berduka cita atas meninggalnya Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf di rumah sakit Holistik Purwakarta, Jumat (15/1) sekitar pukul 15.30 WIB.
Kiai Cholil sudah mengenal Habib Ali sejak pertama kalinya datang ke Jakarta. Menurut dia, Habib ali merupakan putra dari ulama Karismatik Jakarta yang terkenal lantang, yaitu Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf (Sayyidul Walid).
“Sejak saya awal ke Jakarta sudah sering mendengarkan ceramahnya di beberapa pengajian. Beliau Habib dan ulama yang karismatik dan dicintai umat. Sungguh umat berduka atas wafatnya,” ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (15/1).
Habib Ali adalah tokoh ulama kharismatik yang disegani di Jakarta, kiprahnya melanjutkan perjuangan dakwah Sayidul Walid sebagai ulama sentral yang menjadi rujukan para ulama dan habib. Habib Rizieq Shihab pun berguru kepada Habib Ali.
“Beliau sebagai gurunya Habib Rizieq yang mengesankan kesabaran, dan juga saya mengenang beliau adalah dai yang karismatik di Jakarta dan menjadi pakunya dakwah di Jakarta,” ucap Kiai Cholil.
Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini menuturkan, keluarga istrinya yang dari Betawi juga selalu menghadirkan Habib Ali dalam segala acara keagamaan. Bahkan, saat salah satu keluarganya wafat, Kiai Cholil bersama keluarganya rela menunggu untuk disholati Habib Ali.
“Jadi beliau sangat dihormati, dikagumi, disegani, dan sangat karismatik di Jakarta. Ceramahnya sederhana namun membangkitkan semangat keislaman dan kecintaan pada ilmu,” kata Kiai Cholil.
“Sungguh-sungguh saya dan umat Islam merasa kehilangan dengan wafatnya almarhum Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf. Sering kita menyebutnya walid. Walid itu adalah bapak kita atau abah,” imbuhnya.