REPUBLIKA.CO.ID, Studi terbaru dari Yale School of Medicine, di New Haven baru-baru ini menyimpulkan jika SARS-CoV-2 dapat menginfeksi sel saraf dan menghambat aliran darah di sistem saraf pusat. Bahkan, bukti dari studi itu juga ditunjukkan dengan bagaimana SARS-CoV-2 dapat langsung menginfeksi sel di sistem saraf pusat (SSP) dan menyebabkan kerusakan jaringan.
Dikutip dari Pakistan Observer Senin (18/1), hasil penelitian yang terbit di Journal of Experimental Medicine itu, hingga kini masih melanjutkan penelitiannya. Khususnya, untuk menyelidiki bagaimana fungsinya di dalam berbagai organ.
Lebih lanjut, penelitian diketahui mendapat pembaruan informasi mengenai pencegahan dan pengobatan wabah Covid-19. Berdasarkan informasi umum, SARS-CoV-2 memang menginfeksi jaringan paru-paru dengan mengikat reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE 2) pada permukaan sel. Setelah berikatan dengan sel, virus dapat masuk ke dalamnya dan menyebabkan gejala pernafasan seperti sesak napas dan batuk kering.
Namun, dalam penelitian terbaru ini, ditunjukkan jika virus juga dapat menginfeksi sel di SSP, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Hasil ini tentu membantu menjelaskan peningkatan jumlah pasien dengan gejala neurologis, termasuk pusing, kebingungan, stroke, dan koma.
Tak hanya itu, penelitian ini juga menambah khazanah informasi sebelumnya yang menganalisis mekanisme infeksi sel saraf. Utamanya, untuk mengeksplorasi sejauh mana hasil dan dampak infeksi.