REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ratusan unit rumah warga di sejumlah desa pedalaman Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, terendam banjir. Bencana banjir terjadi akibat curah hujan tinggi sehingga sungai di wilayah tersebut meluap.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Ashadi, Senin (18/1), mengatakan, terdapat 509 unit rumah penduduk yang berada di daerah pendalaman yang tercatat terkena banjir luapan. Ketinggian air antara 20 hingga 80 sentimeter.
"Sebagian warga kini harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, namun sebagian memilih tetap bertahan di rumah mereka," kata Ashadi.
Dia mengatakan, berdasarkan data sementara yang diperoleh, banjir terjadi di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, dengan jumlah rumah yang terendam mencapai 30 unit, yang dihuni 130 jiwa. Kemudian, banjir juga mengepung sejumlah desa di Kecamatan Indra Makmu meliputi Desa Perkebunan Julok Rayeuk Utara dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter.
"Rumah yang terendam di desa itu mencapai 271 unit yang dihuni 1.034 jiwa," kata Ashadi.
Selanjutnya, banjir di Desa Jambo Lubok, dengan ketinggian air berkisar antara 30 hingga 80 sentimeter. Sementara, jumlah rumah yang terendam mencapai 208 unit dengan total korban terdampak 832 jiwa.
"Sedangkan di Desa Bunin Kecamatan Serbajadi masih dalam pendataan," katanya, menjelaskan.
Menurut Ashadi, tim gabungan juga sudah berada di lokasi membantu mengevakuasi warga yang terjebak banjir. "Kami mengimbau masyarakat tidak bertahan di rumah di saat ketinggian air semakin tinggi," ujar Ashadi.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, banjir menjadi bencana yang paling dominan terjadi di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu sepanjang 2021. Hal ini dipicu akibat curah hujan dengan intensitas tinggi.
“Tercatat 44 kali kejadian bencana di Aceh sepanjang bulan Januari 2021, dan yang paling dominan bencana banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas dalam keterangan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh.