REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Palembang menyebut jumlah pendonor darah sukarela semakin menurun selama beberapa bulan terakhir dampak pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat khawatir mendonorkandarahnya.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Palembang dr. Silvi Dwi Putri di Palembang, Selasa (19/1), mengatakan donor darah saat ini lebih mengandalkan donor pengganti dari keluarga pasien yang membutuhkan karena stok harian sering habis.
"Dulu suplai donor sukarela 70 persen dan pengganti 30 persen, tapi sekarang donor sukarela hanya 40 persen dan pengganti naik 60 persen," ujarnya.
Pihaknya berharap para pendonor sukarela bersedia mendonorkan darahnya kembali karena kebutuhan darah di PMI Palembang masih tinggi berkisar 4.000-5.000 kantong perbbulan. Ia memastikan proses donor selama pandemi tetap aman dari COVID-19.
Sementara upaya menjaga stok darah dilakukan PMI Palembang dengan beragam cara, seperti membuka posko donor di mal PTC, Mal Pelayanan Publik (MPP) Palembang hingga membuka posko donor on the spot di Taman Kambang Iwak (KI) pada akhir pekan.
"Sekarang ada tren gaya hidup olahraga, jadi kami ajak masyarakat di sana (KI) agar mau berdonor karena manfaatnya juga banyak untuk kesehatan," kata dia.
Selain itu pihaknya juga mengandalkan suplai darah dari berbagai instansi yang telah menjalin MoU untuk berdonor secara rutin seperti Polri, TNI serta dari pihak-pihak swasta.
"Suplai darah dari instansi bisa dapat 100 kantong darah sekaligus, tapi hanya dua bulan sekali dan belum mencukupi untuk stok jangka panjang," tambahnya.