Rabu 20 Jan 2021 01:57 WIB

Para Petenis Dukung Isolasi Ketat di Australia Open

Pemerintah setempat menemukan tiga kasus baru Covid-19 di antara rombongan peserta.

Australia Open
Foto: atptour
Australia Open

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bos Australia Open Craig Tiley menyebut bahwa sebagian besar petenis mendukung pelaksanaan isolasi secara ketat setelah muncul laporan dari pemerintah setempat atas temuan tiga kasus baru Covid-19 yang menimpa peserta Grand Slam pada hari Selasa (19/1). Pejabat kesehatan Victoria mengatakan dua kasus telah diklasifikasikan sebagai infeksi sebelumnya sehingga total kasus positif yang terkait dengan turnamen menjadi tujuh.

"Kasus positif baru terkait Australia Open melibatkan dua petenis dan satu peserta yang tidak bermain," kata pernyataan dari departemen kesehatan sebagaimana dilansir Reuters.

Lebih dari 70 petenis dan rombongan diisolasi di kamar hotel selama 14 hari dan tidak dapat berlatih untuk Grand Slam yang akan dilaksanakan pada 8-21 Februari, setelah penumpang pada tiga penerbangan sewaan dinyatakan positif virus corona SARS-Cov-2.

Namun, dua kasus yang direklasifikasi tidak akan mengubah status para pemain dan mereka akan terus menjalani isolasi ketat lainnya.

Beberapa pemain mengeluh tentang kondisi tersebut. Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic mengirim permintaan kepada badan pengatur Tennis Australia agar pembatasan karantina dilonggarkan, yang justru mendapat reaksi keras dari warga Australia.

Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengatakan dia tidak akan membuat perubahan dan langkah-langkah penting untuk menghentikan penyebaran virus.

Merinci langkah-langkah karantina dalam panggilan konferensi dengan media lokal, Tiley mengatakan salah satu dari tujuh orang yang terinfeksi yang terkait dengan Grand Slam adalah seorang pramugari.

"Dari 1.270 orang (yang tiba), enam di antaranya positif dan itu persentase yang rendah namun harus ditangani," kata Tiley.

Tiley mengatakan, dia telah menelepon 500 petenis untuk mengatasi masalah dan "sebagian besar" telah mendukung protokol ketat Australia, meski sebelumnya sejumlah peserta mengaku tidak mengetahui soal prosedur isolasi ketat tersebut.

"Sebagian besar dari mereka mendukung. (Mereka) tahu bahwa ini adalah kontribusi yang harus mereka berikan untuk mendapatkan hak istimewa ketika mereka keluar untuk bersaing memperebutkan hadiah besar. Meski ada pendapat yang tidak sepakat namun sisanya sangat bagus," jelas Tiley.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement