REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan umat manusia untuk selalu menuntut ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Orang yang telah memiliki ilmu diperintahkan untuk mengamalkan ilmunya dalam kehidupan nyata dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad memberikan nasihat kepada muridnya. Ia juga menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW tentang ancaman bagi orang berilmu yang ilmunya tidak bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَا يَنْفَعُهُ اللهُ بِعِلْمِه
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya."
Imam Al Ghazali kepada muridnya menyampaikan bahwa memberi nasihat itu mudah, yang sulit adalah menerima nasihat. Karena nasihat bagi orang yang menuruti hawa nafsunya terasa pahit, karena hal-hal yang dilarang dicintai oleh hatinya.
Orang-orang yang mencari ilmu hanya untuk pengetahuan, sementara mereka sibuk mementingkan diri sendiri, nafsunya dan keindahan dunia. Mereka mengira ilmu tanpa amal akan bisa menyelematkan dan mendatangkan kebahagiaan. Bahkan menyangka ilmu itu tidak butuh diamalkan. Yang demikian itu adalah keyakinan para filsuf (yang keliru).
Mereka tidak tahu saat mereka mendapatkan ilmu tanpa diamalkan akan membahayakan dirinya.