Kamis 21 Jan 2021 17:25 WIB

Ribuan Hektare Sawah di Cirebon Masih Terendam Banjir

Jika sawah terendam lebih dari sepekan, bisa terjadi puso.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Petani mengumpulkan sampah di sawahnya yang terendam banjir (ilustrasi). Ribuan hektare sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat masih terendam banjir.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petani mengumpulkan sampah di sawahnya yang terendam banjir (ilustrasi). Ribuan hektare sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat masih terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Ribuan hektare sawah di 11 kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat hingga kini masih terendam banjir. Tanaman pun terancam puso jika genangan tak segera surut hingga melebihi tujuh hari.

"Ada 5.287 hektare sawah terendam banjir," ujar Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman, kepada Republika, Kamis (21/1).

Baca Juga

Adapun 11 kecamatan yang sawahnya terendam itu, yakni Kecamatan Plered, Gunungjati, Jamblang, Klangenan, Susukan, Kaliwedi, Panguragan, Gegesik, Kapetakan, Suranenggala, dan Arjawinangun.

"Umur tanaman padi di sawah yang terendam banjir bervariasi, antara satu minggu hingga satu bulan," ungkap Wasman.

Wasman mengaku belum mengetahui apakah ribuan hektare tanaman padi itu nantinya akan mengalai puso (gagal panen) atau tidak. Dinas Pertanian masih mengamati kondisi banjir yang merendam sawah tersebut hingga beberapa hari ke depan.

"Kalau genangannya lebih dari tujuh hari, maka akan terjadi puso," kata Wasman.

Jika puso terjadi, lanjut Wasman, maka para petani harus melakukan tanam ulang (replanting). Jika itu terjadi, maka Dinas Pertanian akan mengajukan bantuan bibit bagi petani ke Kementerian Pertanian.

Namun, Wasman mengakui, bantuan benih yang diajukan ke Kementerian Pertanian itu tidak bisa segera terealisasi. Dia memperkirakan, bantuan benih nantinya baru akan bisa digunakan oleh petani untuk musim tanam gadu pertama atau masa tanam 2021-2022.

Seperti diketahui, banjir besar melanda Kabupaten Cirebon akhir pekan lalu. Tak hanya menggenangi rumah warga, air juga merendam tanaman padi pada areal persawahan milik petani. Kondisi itu terjadi akibat meluapnya sungai-sungai yang mengalami pendangkalan.

Wasman mengungkapkan, BBWS Cimanuk-Cisanggarung sebenarnya sudah meminjamkan ekskavator amphibi untuk melakukan pengerukan sungai. Dengan adanya ekskavator itu, dia berharap banjir yang menggenangi tanaman padi di Kabupaten Cirebon bisa segera surut. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement