Jumat 22 Jan 2021 20:13 WIB

Mengingat Satu Tahun Lockdown Pertama di Wuhan

Lockdown di Wuhan terjadi pascaperayaan Imlek yang sebabkan migrasi besar di China.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Suasana kota Wuhan, Cina, Ahad (29/3). Wuhan, sebagai pusat penyebaran virus Corona, secara perlahan mulai mencabut status lockdown dengan mengizinkan masyarakat untuk memasuki kota setelah lebih dari dua bulan
Foto: EPA
Suasana kota Wuhan, Cina, Ahad (29/3). Wuhan, sebagai pusat penyebaran virus Corona, secara perlahan mulai mencabut status lockdown dengan mengizinkan masyarakat untuk memasuki kota setelah lebih dari dua bulan

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Kota Wuhan, China, memperingati satu tahun sejak ditempatkan di bawah perintah lockdown atau karantina wilayah terketat dan pertama dimulai selama 76 hari, dimulai 23 Januari 2020. Langkah pertama ini adalah tindakan paling ekstrem yang diambil hingga saat itu untuk melawan virus corona tipe baru.

China memberlakukan penguncian sebagai pengorbanan besar untuk mengekang penyebaran virus bagi penduduknya, serta memberikan kesempatan negara lain bersiap menghadapi pandemi. Kritikus mengatakan sebelumnya, tindakan yang lebih tegas akan mencegah lebih banyak orang meninggalkan kota dan menyebarkan virus ke seluruh China dan secara global.

Baca Juga

Dimulai pada pertengahan Desember 2019, pasien dengan penyakit misterius bermunculan di rumah sakit Wuhan. Mereka menderita keluhan gejala mirip flu termasuk demam tinggi, batuk, dan kesulitan bernapas.

Sebuah laboratorium China mengumpulkan urutan virus yang hampir lengkap yang menunjukkan bahwa virus itu mirip dengan virus corona yang menyebabkan wabah SARS 2002-2003. Lab memberi tahu otoritas kesehatan, tetapi informasinya dirahasiakan.