REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) China berhasil mengevakuasi sembilan penambang emas pada Ahad, atau 14 hari setelah mereka terjebak akibat ledakan bawah tanah, berdasarkan laporan penyiar CCTV. Sedikitnya dua orang lain diyakini masih hidup di dalam tambang yang berlokasi di Provinsi Shandong itu.
Rekaman menunjukkan penambang pertama yang diselamatkan, dengan penutup mata hitam di matanya, diangkat dari lubang tambang pada pagi hari. Penambang itu sangat lemah, demikian laporan CCTV di situs Weibo.
Petugas penyelamat membungkus pria yang hampir tidak responsif itu dengan selimut sebelum membawanya ke rumah sakit dengan ambulans. Kemudian, tiga penambang lainnya, termasuk satu orang yang terluka, dibawa keluar dari bagian tambang yang berbeda di mana 10 orang telah melakukan kontak dengan petugas penyelamat selama beberapa hari.
Tiga orang lain dari bagian yang sama menyusul pada sore hari dan dua orang lainnya diselamatkan tak lama kemudian. Dua penambang terlihat berjalan, dengan dibantu petugas penyelamat, dan mengenakan kain hitam menutupi mata mereka.
Sebanyak 22 pekerja terperangkap sekitar 600 meter di bawah tanah Tambang Hushan akibat ledakan pada 10 Januari 2020 di Qixia, wilayah penghasil emas utama di bawah administrasi Yantai di Provinsi Shandong. Seorang penambang telah meninggal dunia.
Pemerintah memperkirakan dibutuhkan waktu dua pekan untuk membersihkan sumbatan, sebelum mereka dapat melakukan pengeboran untuk menyelamatkan 10 penambang yang telah menerima pasokan makanan dari tim SAR. Media pemerintah mengatakan sebelumnya bahwa lebih dari 600 penyelamat di lokasi berharap untuk menjangkau 10 orang di bagian kelima tambang pada Ahad.
Para pria itu dikatakan dalam kondisi fisik yang baik dan telah menerima makanan normal sejak Sabtu (23/1), setelah beberapa hari hidup dari larutan nutrisi, demikian laporan Xinhua.