Rabu 27 Jan 2021 07:39 WIB

Rusia-AS Perpanjang Pengaturan Senjata Nuklir

Kremlin umumkan Rusia dan AS telah mencapai kesepakatan perpanjang New START

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 17 Juni 2020.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 17 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin mengumumkan Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan untuk memperpanjang perjanjian pengaturan senjata nuklir Strategic Arms Reduction Treaty (New START), Selasa (26/1). Kedua kepala negara setuju agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan pada 5 Februari.

Kremlin mengumumkan terobosan tersebut dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan bahwa Putin dan Biden telah berbicara untuk pertama kalinya sejak presiden AS ini menjabat pada 20 Januari. Rusia mengatakan Putin dan Biden menyatakan kepuasannya bahwa catatan diplomatik antara kedua negara telah dipertukarkan sebelumnya.

Baca Juga

Pernyataan ini mengonfirmasi pakta tersebut akan diperpanjang. Prosedur yang diperlukan agar pakta tersebut berlaku sebelum berakhir pada 5 Februari akan selesai dalam beberapa hari mendatang.

 

New START adalah landasan pengendalian senjata global. Perjanjian ini ditandatangani pada 2010 untuk membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan oleh AS dan Rusia. Masing-masing negara hanya boleh memiliki 1.550 sekaligus jumlah rudal dan pengebom darat dan kapal selam yang mengirimkannya.

Moskow dan Washington telah gagal menyetujui perpanjangan pada masa jabatan Presiden AS Donald Trump. Perpanjangan ini tersendat akibat persyaratan pembaruan yang ditolak Moskow.

Gedung Putih tidak segera mengonfirmasi pengumuman Kremlin. Namun, Washington mengatakan Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin telah membahas masalah tersebut melalui telepon.

Pernyataan Gedung Putih tidak mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai atau bahwa catatan diplomatik telah ditukar. "Mereka membahas kesediaan kedua negara untuk memperpanjang NEW START selama lima tahun, menyetujui agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan pada 5 Februari,” kata Gedung Putih.

"Mereka juga setuju untuk mengeksplorasi diskusi stabilitas strategis tentang berbagai pengendalian senjata dan masalah keamanan yang muncul," kata pernyataan Gedung Putih.

Dalam pernyataannya, Kremlin mengatakan Putin telah memberi tahu Biden bahwa normalisasi hubungan antara Moskow dan Washington akan menjadi kepentingan kedua negara. Kedua pemimpin juga telah membahas keputusan AS selama pemerintahan Trump untuk keluar dari perjanjian Open Skies serta program nuklir Iran dan konflik di Ukraina.

"Presiden Biden menjelaskan Amerika Serikat akan bertindak tegas dalam membela kepentingan nasionalnya dalam menanggapi tindakan Rusia yang merugikan kami atau sekutu kami," kata pernyataan Gedung Putih.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement