REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali meraih peringkat satu perguruan tinggi Indonesia, dan peringkat 810 dunia versi Webometrics yang dirilis Januari 2021. Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, mengaku bersyukur atas raihan posisi kampus.
Dia menekankan, peringkat tersebut merupakan hasil perbaikan semua bidang yang dilakukan secara berkesinambungan. Setelah UGM, ada Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menempati peringkat 1.088, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di peringkat 1.089, Universitas Indonesia (UI) di urutan 1.315, dan Universitas Airlangga (Unair) di posisi 1.322.
"Semoga UGM menjadi universitas rujukan dan dapat lebih berkontribusi bagi bangsa Indonesia dan masyarakat dunia," kata Panut di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (29/1).
Webometrics Ranking of World Universities diinisiasi Cybermetrics Lab. Mereka adalah sebuah kelompok riset yang menjadi bagian dari Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), badan riset publik terbesar di Spanyol.
Direktur Sistem dan Sumber Daya Informasi (SSDI) UGM, Widyawan menuturkan, peringkat UGM ini didapat melalui penilaian yang dilakukan Webometric. Terdiri dari tiga indikator yakni keterbukaan data (impact), transparansi data (openness), dan keunggulan.
Ketiga indikator yang digunakan tahun ini tidak berbeda dari tahun sebelumnya. Widyawan menerangkan, impact dinilai dari jumlah referensi dari jaringan luar (subnet) ke website UGM. Dalam indikator ini, sambung dia, UGM berada di tingkat 578 dunia.
"Openness mengukur jumlah sitasi ke 210 top dosen, sedangkan excellence dinilai berdasar jumlah artikel publikasi ilmiah karya civitas akademika UGM yang ada di top 10 persen yang paling banyak disitasi di 26 disiplin," ujar Widyawan.