Ahad 31 Jan 2021 08:36 WIB

Masjid Singapura Tingkatkan Kewaspadaan

Masjid-masjid di Singapura akan meningkatkan kesiapsiagaan darurat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Remaja Singapura berencana menyerang Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak
Foto: ABC
Remaja Singapura berencana menyerang Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA --- Kepala eksekutif Dewan Agama Islam Singapura (MUIS), Esa Masood mengatakan, masjid-masjid di Singapura akan meningkatkan kesiapsiagaan darurat meski pemerintah meyakinkan situasi telah aman setelah ditangkapnya seorang pemuda yang berencana menyerang masjid. Dilansir Iqna.ir pada Ahad (31/1) Esa mengajak para pemimpin masjid secara intensif menjalin hubungan dengan ormas lainya dalam melayani jamaah. Ia juga mengingatkan untuk tetap waspada.

"Sebagai pemimpin masjid, Anda memainkan peran penting dalam meyakinkan Jemaah bahwa masjid terus menjadi tempat suci yang aman bagi anak-anak, orang tua, keluarga, teman dan tetangga. Ke depan, kami akan terus memperkuat dan menekankan penguatan kemampuan kesiapsiagaan darurat kami untuk memastikan kami siap," kata Esa dalam pidatonya di Masjid Abdul Gafoor yang baru direnovasi di Jalan Dunlop.

Esa mengatakan, masjid di sini telah membangun kemampuan kesiapsiagaan darurat mereka sejak 2017. Selain latihan darurat, mereka juga memperkenalkan Sistem Terpadu Skrining Orang Berorientasi Ancaman, yang memobilisasi individu untuk mengawasi ancaman keamanan.

Pernyataan Esa muncul setelah terungkapnya rencana seorang pemuda Kristen Protestan yang akan menyerang umat Islam di dua masjid yakni Masjid Yusof Ishak di Woodlands dan Masjid Assyafaah di Sembawang.

Warga Singapura dari etnis India berusia 16 tahun itu telah ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. Pada Kamis, Menteri Hukum dan Dalam Negeri K. Shanmugam mengatakan bahwa tempat ibadah tidak boleh diubah menjadi benteng tetapi tetap ramah dan terbuka.

Dia juga meminta masyarakat luas melawan ideologi radikal dengan mendidik kaum muda melawan ekstremisme sayap kanan. Esa dalam pidatonya mengatakan bahwa masyarakat mengutuk segala tindakan teror dan kekerasan.

"Teror tidak memiliki tempat dalam agama mana pun, dan tindakan semacam itu bertujuan untuk menghancurkan komunitas," katanya.

Dia juga menegaskan ikatan erat antara komunitas agama di Singapura.

"Memang, sehari setelah berita tersiar, kami menyambut para pemimpin Kristen di masjid kami untuk menegaskan kembali hubungan persahabatan kami, dan menandakan bahwa ancaman kekerasan tidak akan memisahkan kami sebagai masyarakat. Yang terpenting, kami dapat merasa nyaman bahwa kasus tersebut adalah insiden yang terisolasi, dan bahwa badan keamanan kami dapat mendeteksinya lebih awal," tuturnya.

Dia menekankan, kedekatan yang dibangun oleh masjid dan komunitas di sekitar mereka, termasuk organisasi akar rumput dan kelompok agama lain di lingkungan mereka, sangat penting di masa damai sehingga  dapat berdiri bersama di masa-masa sulit.

"Ketika ada ancaman terhadap tatanan sosial kami seperti serangan terencana ini, kami harus dekat dan kuat bersama, dan tidak pernah membiarkan pesan kebencian memisahkan kami."

Pada sesi penobatan, 39 relawan dari tiga masjid mendapatkan surat pengangkatan sebagai pengurus masjid. Secara keseluruhan, 217 relawan dari 19 masjid di bawah cluster masjid selatan akan menerima surat penunjukan untuk menjadi anggota dewan untuk jangka waktu tiga tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement