REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang jasa pengeboran, PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), tahun ini berencana meningkatkan investasi alat berat. PDSI akan mempunyai empat rig baru pada Juli mendatang.
Direktur Utama PDSI Budhi N Pangaribuan menjelaskan, investasi ini PDSI lakukan seiring peningkatan kerja operasional bidang jasa pengeboran. Terlebih pemerintah menargetkan lifting minyak sejuta barel, maka perlu tambahan rig untuk mencapai target tersebut.
"Untuk meningkatkan kinerja hulu migas kami juga melakukan investasi yaitu pengadaan empat unit mobile rig berkapasitas 550 HP," ujar Budhi, Ahad (31/1).
Ia mengatakan, penggunaan keempat unit mobile rig tersebut nantinya akan dioptimalkan di seluruh area proyek PDSI. Sedangkan untuk pengadaan mobile rig 550 HP, PDSI bekerja sama dengan PT Petrodrill Manufaktur Indonesia (Petrodrill).
"Kerja sama dilakukan dengan perusahaan nasional berpengalaman, salah satunya untuk memenuhi persyaratan minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Selain itu, memastikan teknologi tersebut 100 persen dikerjakan SDM Indonesia," ujar Budhi.
Pengadaan empat unit rig yang baru akan selesai produksi di Juli 2021. Tambahan empat unit rig ini akan menambah aset rig PDSI yang kini berjumlah 46, dengan beragam kapasitas mulai dari 250-750 HP, 1000 HP, 1500 HP, dan 2000 HP.
Budhi menyebut, puluhan rig tersebut juga memiliki teknologi yang lengkap. Antara lain mechanical rig, electrical rig, cyber conventional rig, skidding system, hingga walking system. Khusus cyber rig dan walking system, teknologinya terbilang yang terbaru dari pabrikannya yang berasal dari Amerika Serikat dan Kanada.
Teknologi keduanya pun diklaim mampu menciptakan efisiensi dalam operasi pengeboran dari sisi fuel consumption dan moving time. "Potensi dan peluang bagi perusahaan jasa pengeboran hulu migas ke depannya akan menjadi sangat besar, hal ini tidak akan kami sia-siakan," kata Budhi.