Ahad 31 Jan 2021 21:00 WIB

Tak Makan Malam Justru Bisa Naikkan Berat Badan, Kok Bisa?

Pendekatan terbaik untuk cegah penambahan berat badan adalah dengan membakar kalori.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Berdasarkan sebuah studi, melewatkan makan malam bisa menaikkan berat badan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Berdasarkan sebuah studi, melewatkan makan malam bisa menaikkan berat badan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda mungkin sering mendengar saran untuk tidak makan malam saat sedang diet. Namun penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menunjukkan, jika ingin mencegah penambahan berat badan, Anda perlu mempertimbangkan kembali keputusan melewatkan makan malam.

Para peneliti di Jepang melihat data waktu makan lebih dari 25 ribu mahasiswa, lalu menilai efek melewatkan makan malam. Dalam kerangka waktu observasi selama tiga tahun, mereka menemukan bahwa melewatkan makan malam adalah prediktor terbesar dari kenaikan berat badan dan perkembangan obesitas selanjutnya.

Baik pria maupun wanita yang melewatkan makan malam menghasilkan setidaknya 10 persen penambahan berat badan. "Banyak penelitian menunjukkan hubungan antara frekuensi makan yang rendah pada malam hari, justru jadi menimbulkan kelebihan berat badan," kata rekan penulis studi itu, Toshiki Moriyama, Ph.D, yang juga seorang profesor di Pusat Kesehatan dan Konseling Universitas Osaka.

Jika Anda tidak makan malam, maka keesokan harinya tubuh bisa saja ingin menambah lebih banyak kalori. Selain itu, mungkin ada hubungan yang kuat antara kualitas diet dengan melewatkan makan malam.

Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition menemukan bahwa orang yang melewatkan makan malam cenderung menyantap makanan yang kurang sehat dari waktu ke waktu. Makanan yang dimakan pun sangat rendah konsumsi protein nabati.

Secara umum, tampaknya pendekatan terbaik untuk mencegah penambahan berat badan adalah dengan membakar kalori sepanjang hari. Lepaskan pola makan siang dan malam. "Sederhananya, frekuensi makan malam mungkin merupakan faktor gaya hidup penting untuk pencegahan obesitas, sama seperti sarapan," kata Moriyama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement