REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 77 rumah rusak akibat banjir luapan Sungai Bedadung di Kabupaten Jember, Jawa Timur. "Dari 77 rumah rusak tersebut terbagi menjadi tiga, yakni 8 rumah rusak ringan, 42 rumah rusak sedang, dan 27 rumah rusak berat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Ahad (31/1).
Hujan deras yang mengguyur Jember menyebabkan debit air Sungai Bedadung meluap yang berdampak pada tujuh kecamatan tergenang banjir dan ratusan rumah terendam pada Jumat (28/1) sore hingga malam. "Hujan dengan intensitas tinggi di Jember menyebabkan debit air Sungai Bedadung meningkat dan meluap ke permukiman warga sepanjang bantaran Sungai Bedadung," katanya.
Menurutnya, pihak BPBD Jember mendata sebanyak 411 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang tersebar di 13 desa/kelurahan di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Rambipuji, Kaliwates, Sumbersari, Patrang, Pakusari, Kalisat, dan Jelbuk. "Selain rumah, lima fasilitas umum yang tersebar di Kecamatan Sumbersari dan Kaliwates juga terdampak banjir akibat luapan Sungai Bedadung Jember," kata HeruWidagdo.
Sementara tiga rumah dan satu musala di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari terdampak cukup parah akibat banjir bandang luapan Sungai Bedadung.
Salah seorang korban banjir Halimatus Sa'diyah mengatakan rumahnya hancur dan rata dengan tanah karena diterjang derasnya air Sungai Bedadung. Sebelumnya, banjir tidak pernah terjadi selama puluhan tahun tinggal di sana.
"Saya tidak menyangka banjir bandang yang terjadi Jumat (29/1) petang sampai membuat rumah kami ambruk rata dengan tanah karena musibah banjir itu tidak pernah terjadi sebelumnya," ucap perempuan yang akrab dipanggil Halimah itu.
Halimah dibantu warga untuk tinggal di sebuah rumah milik salah seorang pegawai Pemkab Jember yang berada di pinggir jalan kawasan Jembatan Gladak Kembar karena sudah tidak memiliki rumah lagi dan harta bendanya habis terbawa banjir.