REPUBLIKA.CO.ID, PERTH--Warga Kota Perth, Australia terpaksa meninggalkan rumah mereka selama karantina wilayah untuk menghindari kebakaran hutan. Setidaknya sudah 56 rumah yang terbakar dan pemadam kebakaran berusaha menyelamatkan properti dalam kondisi 'yang sangat tidak stabil'.
"Luas api saat ini 7.000 hektar dengan parameter sekitar 75 kilometer," kata Deputi Komisioner Departemen Pemadam Kebakaran Hutan Craig Waters pada media setempat, seperti dikutip Deutsche Welle, Selasa (2/2).
Ia menambahkan kencangnya embusan angin membuat api membesar dua kali lipat dalam semalam. "Angin kencang menghambat kami menahan dan mengendalikan api," tambah Waters.
Ribuan warga terpaksa pindah sementara ke pusat evakuasi walaupun sebagian warga lainnya mengatakan terlalu berbahaya untuk meninggalkan rumah mereka. Salah seorang warga, Melissa Stahl mengatakan ia mendapatkan pesan singkat dari pemerintah yang memintanya segera mengungsi.
"Saya dapat mencium bau api dan keluar lewat belakang dan seluruh halaman dipenuhi asap, kami ambil tempat tidur, foto-foto, dua anak dan seekor anjing dan keluar dari sana," katanya.
Jalan-jalan di sejumlah pinggir kota Perth macet karena warga mencoba segera mengungsi. Tapi mereka bingung harus pergi kemana di tengah karantina wilayah. Perth baru menjalani dua dari lima hari karantina wilayah yang diberlakukan usai petugas keamanan di pusat karantina kota positif virus corona.
"Saat ini (Negara Bagian Western Australia) sedang menghadapi dua kondisi darurat yang berbeda, darurat kebakaran yang berbahaya dan darurat karantina wilayah Covid-19," kata Perdana Menteri Negara Bagian Western Australia, Mark McGowan.