Rabu 03 Feb 2021 15:59 WIB

Sebelum Pesawat Sriwijaya Jatuh, Cuaca Sempat Memburuk

Ketika lepas landas, kondisi cuaca sempat membaik.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) berjalan memasuki ruangan saat akan mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat tersebut membahas mengenai musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Nomor Penerbangan SJ-182.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) berjalan memasuki ruangan saat akan mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat tersebut membahas mengenai musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Nomor Penerbangan SJ-182.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca sempat memburuk sebelum pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh setelah lepas landas pukul 14.36 WIB pada 9 Januari 2021. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan kondisi cuaca di Bandara Soekarno-Hatta sebelum mendarat sempat memburuk.

"Berdasarkan observasi, kondisi di Bandara Soekarno-Hatta sempat memburuk pada pukul 13.11 hingga menyebabkan pesawat menunda boarding," kata Dwikorita dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2).

Baca Juga

Meskipun begitu, Dwikorita mengatakan saat pesawat tersebut lepas landas pada pukul 14.36 kondisi cuaca sudah mulai membaik. Sehingga, kata Dwikorita, pemandu penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta mengizinkan untuk lepas landas.

Hanya saja, Dwikorita mengatakan setelah empat menit pesawat tersebut lepas landas justru mengalami hilang kontak. Dia menambahkan, BMKG juga saat itu telah memperkirakan akan terjadi hujan disertai petir antara pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB.

"Prakiraan hujan ini dengan tinggi awan cumulonimbus (CB) sekitar 1.800 kaki dan lebih dari 80 persen bandara akan tertutup awan pada ketinggian 1.900 kaki," jelas Dwikorita.

Dia mengungkapkan, dalam rute cuaca penerbangan masih terdapat sebagian awan CB. Khususnya yang membentang di atas Jawa bagian barat yang bergerak ke arah tenggara.

Dwikorita menuturkan, pada pukul 13.00 WIb hingga 14.00 WIb juga sudah menujukkan pembaruan informasi kondisi cuaca bandara saat pesawat lepas landas. Kala itu, Dwikorita mengatakan, kondisi hujan sedang disertai badai petir kemudian hujan dengan intensitas sedang serta kilat.

Meskipun begitu, Dwikorita memastikan jarak pandang sudah membaik hingga empat ribu meter. "Pada pukul 14.30 meningkat lagi jarak pandangnya menjadi lima ribu meter meski hujan ringan dan hingga pukul 16.00 jarak pandang terus membaik," ungkap Dwikorita.

Sebelumnya, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan dari data yang sudah dikumpulkan saat ini, pesawat tersebut sempat menghadapi cuaca buruk. "Dia lepas landas pada pukul 14.36 WIB setelah itu sempat meminta arah 075 kepada menara pengawas karena menghindari cuaca," kata Soerjanto.

Soerjanto menjelaskan, saat pesawat tersebut terbang, sebelumnya terdapat pesawat Air Asia dengan tujuan atau rute yang sama Jakarta-Pontianak. Sementara setelah pesawat Sriwijaya Air lepas landas, terdapat satu pesawat dengan rute yang sama juga.

"Namun kedua pesawat yang di depan dan di belakangnya (Sriwijaya Air PK-CLC) ini tidak ada masalah," ujar Soerjanto. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement