Kamis 04 Feb 2021 10:53 WIB

Harga Cabai Rawit Picu Inflasi di Tasikmalaya

Inflasi di Tasikmalaya pada Januari 2021 terutama berasal dari kenaikan harga cabai.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Cabai rawit memicu Inflasi di Tasikmalaya. Foto, pedagang membungkus cabai rawit yang akan dijual di pasar. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Cabai rawit memicu Inflasi di Tasikmalaya. Foto, pedagang membungkus cabai rawit yang akan dijual di pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya merilis Indeks Harga Konsumen Kota Tasikmalaya pada Januari 2021. Hasilnya, terjadi inflasi sebesar 0,25 persen (mtm) di Kota Tasikmalaya pada awal tahun ini. Angka itu sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,26 persen (mtm).

Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya, Darjana mengatakan, dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan adalah 1,69 persen (yoy). Itu lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,35 persen (yoy). Terjadinya inflasi pada awal tahun ini dipicu peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan pemulihan ekonomi. "Pada tingkat nasional, inflasi Januari 2021 tercatat 0,26 persen (mtm) atau 1,55 persen (yoy)," kata dia melalui keterangan resmi, Kamis (4/2).

Baca Juga

Darjana menjelaskan, inflasi di Kota Tasikmalaya pada Januari 2021 terutama berasal dari kenaikan harga cabai rawit. Produksi yang masih terbatas di saat curah hujan tinggi membuat harga cabai mengalami kenaikan. Ia menyebut, harga cabai rawit di pasar induk Kota Tasikmalaya pada akhir Januari 2021 terpantau pada kisaran Rp 73 ribu per kilogram atau mengalami inflasi 36,95 persen (mtm). 

Selain itu, lanjut dia, kenaikan harga juga terjadi pada tahu mentah akibat kenaikan harga kedelai dunia. Diketahui, pada Januari harga kedelai secara nasional sempat memgalami kenaikan. 

Di luar bahan makanan, tekanan inflasi berasal dari rokok kretek filter sejalan dengan kenaikan cukai rokok sebesar 12,5 persen. Terakhir, tarif rumah sakit dan tukang bukan mandor juga mengalami kenaikan harga sesuai pola historis kenaikan harga di awal atau akhir tahun yang menyesuaikan dengan kenaikan UMK.

Di sisi lain, Darjana menambahkan, kelompok bahan makanan menunjukan penurunan harga didukung pasokan yang tercukupi. Kebutuhan seperti pada telur ayam ras, minyak goreng, cabai merah, bawang merah, dan tomat, mengalami penurunan.

"Harga telur ayam ras terpantau sudah dua bulan mengalami deflasi, yakni sebesar -12,18 persen (mtm) pada bulan Desember 2020 dan -5,53 persen (mtm) pada bulan Januari 2021," kata dia.

Darjana mengimbau masyarakat dapat mengoptimalkan penanaman hortikultura di pekarangan rumah untuk menghadapi keterbatasan pasokan cabai dari daerah sentra. Menurut dia, komoditas cabai rawit termasuk hortikultura yang dapat dibudidayakan secara mandiri oleh rumah tangga menggunakan polybag. 

"Dengan demikian, rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bergantung pada pasar, serta dapat menjadi kegiatan produktif rumah tangga," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement