REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Hanya butuh satu cicitan dari Rihanna untuk membuat marah pemerintah India dan pendukung partai Perdana Menteri Narendra Modi. Bintang pop itu mengaitkan artikel berita dalam cicitan yang menarik perhatian pada protes besar-besaran petani yang telah mencengkeram India selama lebih dari dua bulan.
Menteri senior pemerintah, selebritas, dan bahkan Kementerian Luar Negeri India mendesak orang-orang untuk berkumpul dan mengecam orang luar yang mencoba merusak negara. "Sangat disayangkan melihat kelompok kepentingan mencoba untuk menegakkan agenda mereka pada protes ini, dan menggagalkan mereka," kata Kementerian Luar Negeri India dalam sebuah pernyataan pada Rabu (3/2).
Kementerian Luar Negeri India menuduh individu asing dan selebritas sensasionalisme ikut campur, meski tidak menyebutkan nama Rihanna.
Kontroversi terbaru dimulai pada Selasa (2/2), ketika Rihanna mencicit kepada lebih dari 101 juta pengikut di Twitter. "Mengapa kita tidak membicarakan ini ?!” sambil menautkan laporan berita CNN tentang India yang memblokir layanan internet.
Aktivis iklim remaja Greta Thunberg dan keponakan Wakil Presiden AS Kamala Harris, Meena Harris, termasuk di antara yang kemudian mencicit dukungan mereka, dan badai media sosial segera menyusul. Sebagai balasan, para penghibur Bollywood dan bintang olahraga yang dikenal mendukung pemerintah, berkicau mengencam.
Mereka menggunakan tagae #IndiaAgainstPropaganda dan #IndiaTogether. Tagar tersebut mencoba menggemakan pendirian pemerintah tentang undang-undang pertanian dan meminta orang di luar India untuk tidak mencampuri urusan negara mereka.
Cicitan Rihanna dan Thunberg juga memicu tanggapan dari hampir setiap pemimpin senior partai Modi, termasuk Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Dalam Negeri Amit Shah. Mereka mengatakan bahwa tidak ada propaganda yang dapat menghalangi persatuan India.
Kegaduhan ini muncul akibat puluhan ribu petani di pinggiran ibu kota India memprotes undang-undang pertanian baru yang dinilai membuat mereka lebih miskin dan tergantung pada belas kasihan perusahaan. Protes tersebut menjadi tantangan besar bagi Modi yang telah menetapkan undang-undang.
Protes mereka yang sebagian besar damai berubah menjadi kekerasan pada 26 Januari. Puluhan ribu petani yang mengendarai traktor menyerbu Benteng Merah abad ke-17 dalam eskalasi yang dramatis. Ratusan petugas polisi terluka dan seorang pengunjuk rasa tewas.
Para pemimpin petani mengutuk kekerasan itu tetapi mengatakan mereka tidak akan membatalkan protes. Sejak itu, pihak berwenang meningkatkan keamanan secara besar-besaran di lokasi protes di luar perbatasan New Delhi.
Petugas keamanan menambahkan paku besi dan barikade baja untuk menghentikan demonstrasi para petani memasuki ibukota. Pemerintah juga telah membatasi akses internet seluler di situs protes hingga Selasa (2/2) malam, dilansir dari AP, Kamis (4/2).