REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda bulu tangkis Indonesia Imelda Wiguna menyoroti perhatian PP PBSI terhadap klub yang menurutnya masih belum maksimal. Hal ini diungkapkan pengurus klub Jaya Raya ini saat menjadi pembicara dalam Webinar SIWO PWI DKI Jakarta, Mengawal 100 Hari Kerja Ketum PP PBSI Baru "Mengupas Visi & Misi Agung Firman Sampurna" pada Kamis (4/2).
"Bersyukur tadi ketua umum menyebut klub sebagai pilar bulu tangkis. Pilar ini harus dijaga agar tidak rapuh, ambruk. PBSI sebagai induk dan klub sebagai anaknya harus ada perhatian untuk anak-anaknya," kata dia.
Imelda menjelaskan, klub-klub bulu tangkis dalam posisi lebih sulit saat pandemi Covid-19 ini. Ia mencontohkan klub Jaya Raya yang harus berhemat karena perusahaan yang mendukung pendanaan yayasan mereka juga tengah dalam kondisi yang tidak ideal saat pandemi. Untungnya, kata dia, para pelatih dengan suka rela bersedia gajinya dipotong karena melatih dari rumah.
Ia berharap PBSI juga memikirkan hal ini. Menurut dia, klub terus memasok pemain kepada PBSI sebagai induk, sementara mereka tidak pernah diberikan asupan balik. Minimal ucapan terima kasih dari PBSI karena klub sudah mau bersungguh-sungguh menyediakan pemain yang 6o sampai 70 persen sudah jadi.
"Kami tidak pernah merasakan ucapan terima kasih mengenai sumbangan atlet-atlet yang berprestasi," ujar legenda spesialis ganda ini.
Ia menilai visi dan misi Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna secara teori sangat baik. Namun, kata dia, sosok yang mengeksekusinya juga tak kalah penting. Menurut Imelda, harus ada orang yang tepat ditunjuk untuk melaksanakan itu semua.
"Kami dari klub, merasa kasihan kepada klub-klub yang kesulitan keuangan, tolong dibantu. Paling tidak ditanya," kata dia.
Imelda berharap...