REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kuartal III 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,19 persen secara tahunan (year on year/yoy). Meski demikian, kontraksi yang terjadi masih lebih baik dibanding kuartal II maupun kuartal III 2020.
"Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi kuartal IV secara yoy terkontraksi 2,19 persen, adapun secara kumulatif tahun 2020 ekonomi terkontraksi 2,07 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2).
Pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia telah mengalami kontraksi dengan angka minus 5,32 persen. Kemudian kontraksi berlanjut pada kuartal III 2020 yang sebesar 3,49 persen sehingga Indonesia masuk ke jurang resesi.
Dengan begitu, kontraksi yang terjadi pada kuartal IV 2020 menunjukkan perbaikan. Meski mengalami perbaikan, Suhariyanto mengatakan, tetap dibutuhkan evaluasi bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar kembali melaju positif.
"Kita perlu evaluasi kembali apa yang sudah bagus dan apa yang bisa diperkuat supaya pemulihan ekonomi bisa berjalan sesuai harapan," katanya.