Senin 08 Feb 2021 20:05 WIB

Iran Siap Meladeni Setiap Ancaman Israel

Iran menganggap berhak membela diri atas setiap ancaman Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan militer elite Iran, Garda Revolusi Iran (IRGC).
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Pasukan militer elite Iran, Garda Revolusi Iran (IRGC).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht-Ravanchi mengatakan negaranya siap meladeni setiap ancaman Israel. Belum lama ini Israel menyebut sudah menyiapkan rencana untuk menyerang Iran.

"Rezim Israel baru-baru ini tidak hanya melipatgandakan pernyataan provokatif dan hasutan perangnya terhadap Republik Islam Iran tetapi juga telah berencana untuk melakukan ancaman perangnya terhadap Iran," kata Takht-Ravanchi dalam sebuah surat yang dikirimkan ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan presiden Dewan Keamanan pada akhir pekan lalu, dikutip laman Middle East Monitor, Senin (8/2).

Baca Juga

Dia secara khusus menyinggung pernyataan Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Aviv Kohavi. "Di samping klaim sembrono atas program nuklir damai Iran, dia (Kohavi) juga mengatakan bahwa angkatan bersenjata Israel menyiapkan sejumlah rencana operasional," ujar Takht-Ravanchi.

Menurutnya ancaman-ancaman demikian merupakan pelanggaran berat terhadap Bab 2 Piagam PBB. Ia menilai diperlukan jawaban proporsional dari komunitas dunia, mengingat sejarah kelam serangan rezim Israel terhadap negara-negara di kawasan itu.

Dalam kasus serangan Israel, Takht-Ravanchi menyebut Iran berhak membela diri dan menanggapi dengan pasti setiap ancaman atau tindakan yang salah oleh rezim Israel. "Sangat jelas bahwa rezim Israel harus memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi tindakan salah yang tak terkendali," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement