REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Di masa pandemi ini, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf meminta jajaran Kementerian Agama (Kemenag) untuk terus memantau kegiatan di pesantren. Pasalnya, dikhawatirkan terjadi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
Yusuf mengatakan, Kemenag semestinya dapat melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren. “Kita sudah tugaskan Kemenag untuk terus memonitor kegiatan yang bersifat keagamaan, termasuk di dalamnya pesantren,” ujar dia, Selasa (9/2).
Kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren sempat ditemukan di sejumlah daerah wilayah Jawa Barat, termasuk di Tasikmalaya. Terbaru, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melaporkan adanya tiga santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 di pesantren wilayah Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes. Ihwal kasus ini, Yusuf meminta Dinkes segera melakukan penanganan. “Kalau ada klaster seperti itu, pihak internal harus lakukan karantina mandiri secara baik. Silakan minta bantuan ke pemerintah agar isolasi berjalan baik,” kata dia.
Menurut Yusuf, Dinkes Kota Tasikmalaya memiliki pengalaman dalam menangani klaster Covid-19 di lingkungan pesantren. Ia mengatakan, apabila penanganan dilakukan secara benar, kasus klaster pesantren dapat dikendalikan dengan baik.
Ihwal kasus di pesantren wilayah Nagarasari, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra, awalnya ada satu santri yang merasa hilang kemampuan indra penciuman. Santri itu lalu menjalani tes antigen dan hasilnya dinyatakan positif.
Setelah itu dilakukan tes swab PCR terhadap santri tersebut, serta 15 orang lainnya yang merupakan kontak erat. Hasilnya, tiga orang dinyatakan positif Covid-19. “Tiga orang, semuanya santri,” ujar Asep.