Rabu 10 Feb 2021 16:29 WIB

Gedung SD Roboh Akibat Pergerakan Tanah

Saat gedung retak, perlengkapan sekolah sudah dievakuasi para guru

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Kondisi bangunan sekolah di Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, yang roboh akibat pergerakan tanah, Rabu (10/2).
Foto: dok. Istimewa
Kondisi bangunan sekolah di Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, yang roboh akibat pergerakan tanah, Rabu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babakan Jeruk, Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, roboh akibat pergerakan tanah pada Selasa (9/2). Setidaknya, tiga ruang kelas dan satu ruang perpustakaan hancur akibat kejadian itu.

Kepala SDN Babakan Jeruk, Yani Maryani mengatakan, robohnya bangunan sekolahnya itu terjadi pada Selasa pagi. Diduga, bangunan sekolah tersebut roboh lantaran pergerakan tanah yang terjadi di wilayah itu. "Memang Kamis (pekan lalu) sudah retak-retak. Pagar juga ambruk," kata dia, Rabu (10/2).

Ia mengatakan, ketika bangunan sekolah sudah mulai mengalami keretakan, para guru langsung mengevakuasi barang-barang yang ada. Alhasil, saat kejadian barang-barang sekolah dapat diselamatkan. Kendati demikian, ia memperkirakan kerugian robohnya bangunan sekolah itu mencapai Rp 1 miliar."Jadi saat roboh kemarin tak ada barang tertinpa dan tak ada korban jiwa," kata Yani.

Ia menambahkan, robohnya bangunan sekolah itu tak menganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) para siswa. Sebab, saat ini para siswa masih belajar dari rumah. 

Namun, ia bingung jika nanti sekolah akan aktif kembali. Sebab, sisa ruangan yang ada sudah tak mungkin lagi digunakan untuk KBM."Mungkin nanti akan gunakan madrasah dulu. Kita belum tahu, tapi kita maunya bagunan sekolah dipindahkan," kata dia.

Selain merobohkan bangunan sekolah, pergerakan tanah di Desa Singajaya itu juga menyebabkan sejumlah rumah warga rusak. Kepala Desa Singajaya, Daden Alek Solihin mengatakan, terdapat tujuh rumah warga yang terdampak pergerakan tanah. Sebanyak empat rumah di antaranya mengalami rusak berat. "Kita sudah evakuasi ke rumah warga terdekat yang aman. Kalau masih terus, kita tempatkan ke madrasah. Kalau tidak cukup, kita siapkan tenda," kata dia.

Ia menambahkan, selain merusak bangunan sekolah dan rumah, pergerakan tanah di wilayah itu juga merusak jalan dan sawah warga. Dikhawatirkan, pergerakan akan semakin meluas. "Kita sudah koordinasi denhan instansi terkait untuk penanganannya," kata dia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, total terdapat 30 jiwa dari tujuh rumah yang terdampak di wilayah itu. Warga yang terdampak sudah dievakuasi ke tempah aman untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan. 

"Saya sudah bicara dengan muspida, kita sarankan hari ini disiapkan tanah untuk relokasi," kata dia, Selasa.

Ia menambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian kelayakan tanah di wilayah itu. Sebab, pergerakan tanah masih terus terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Tasikmalaya."Saya sudah telpon, mereka (tim PVMBG) sekarang ada di Jateng. Mudah-mudahan sebelum ke Bandung mereka mampir ke Tasik untuk melihat kondisi di di Bojongsari dan Singajaya," kata dia.

Pergerakan tanah di Kabupaten Tasikmalaya tak hanya terjadi di Desa Singajaya. Di Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, puluhan rumah warga mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah.

Kepala Desa Bojongsari, Ubad Badruzaman mengatakan, pergerakan tanah masih terus terjadi. Masyarakat juga khawatir pergerakan tanah itu akan membuat rumah mereka ambruk. Karenanya, ketika malam hari, warga yang rumahnya sudah rusak berat akibat pergerakan tanah yang terjadi, memilih mengungsi. "Kemarin juga sudah ada tenda dari dinas sosial," kata dia saat dihubungi Republika. 

Berdasarkan data pemerintah desa setempat, setidaknya terdapat 30 rumah yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah yang terjadi di wilayah itu. Sementara rumah yang terdampak lebih banyak lagi. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement