REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru pertama akan memberikan vaksin Covid-19 kepada petugas karantina, kesehatan garis depan dan staf maskapai penerbangan. Hal itu kata Menteri Penanggulangan Covid-19 Chris Hipkins, ketika pemerintah secara resmi menyetujui penggunaannya pada Rabu (10/2).
Regulator obat-obatan Selandia Baru minggu lalu untuk sementara menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama oleh pembuat obat AS Pfizer Inc dan BioNTech Jerman.
"Sekarang kami telah mencapai tahap penting persetujuan untuk vaksin pertama, kami berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk memulai percakapan dengan warga Selandia Baru tentang bagaimana kami berencana untuk memvaksin," kata Hipkins dalam sebuah pernyataan.
Pihak berwenang memperkirakan vaksin Pfizer akan tiba di negara itu pada akhir Maret tetapi mereka telah menyatakan keprihatinan tentang pembatasan ekspor.
Tekanan meningkat pada Perdana Menteri Jacinda Ardern untuk segera memulai vaksinasi bagi 5 juta penduduk negara itu meskipun Selandia Baru secara virtual telah memberantas virus tersebut.
Dengan hanya di bawah 2.000 kasus yang dikonfirmasi dan 25 kematian sejak pandemi dimulai, Selandia Baru sebagian besar lolos dari tingginya jumlah kasus dan kematian akibat virus dibandingkan dengan banyak negara maju lainnya berkat penutupan perbatasan dan penguncian.
Tetapi munculnya varian yang sangat menular di luar negeri dan lebih banyak penduduk luar negeri yang pulang telah menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran virus di masyarakat lagi.