Jumat 12 Feb 2021 22:00 WIB

13.677 Hektare Sawah di Indramayu Terendam Banjir

sawah seluas 13.677 hektare yang terendam banjir itu tersebar di 22 kecamatan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Akbar
Petani memanen padi di areal sawah miliknya yang terendam banjir di desa Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Ahad (26/4/2020). Puluhan hektare lahan sawah di daerah tersebut rusak akibat banjir luapan sungai Cimanuk
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petani memanen padi di areal sawah miliknya yang terendam banjir di desa Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Ahad (26/4/2020). Puluhan hektare lahan sawah di daerah tersebut rusak akibat banjir luapan sungai Cimanuk

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sedikitnya 13.677 hektare sawah di Kabupaten Indramayu terendam banjir. Para petani berharap ada alokasi tambahan pupuk bersubsidi karena harus dilakukan pemupukan ulang.

Berdasarkan data yang dirilis Diskominfo Kabupaten Indramayu, per 12 Februari 2021 pukul 10.00 WIB, sawah seluas 13.677 hektare yang terendam banjir itu tersebar di 22 kecamatan.

Yakni, Kecamatan Anjatan, Arahan, Balngan, Bangodua, Bongas, Cikedung, Gabuswetan, Gantar, Haurgeulis, Jatibarang, Juntinyuat, Kandanghaur, Kedokanbunder, Kertasemaya, Krangkeng, Kroya, Lelea, Lohbener, Losarang, Pasekan, Patrol, Sindang, Sukagumiwang, Sukra, Terisi, Tukdana dan Widasari.

Dari wilayah tersebut, lahan sawah yang terendam banjir paling parah terletak di Kecamatan Kandanghaur seluas 2.492 hektare. Setelah itu, Kecamatan Losarang seluas 2.107 hektare, Haurgeulis 1.440 hektare, Gabuswetan 1.072, Terisi 930 hektare dan Tukdana 730 hektare.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono menjelaskan, lahan sawah yang terendam banjir di Kecamatan Kandanghaur itu tersebar di 13 desa.

Yaitu, Desa Curug, Ilir, Eretan Wetan, Eretan Kulon, Kertawinangun, Karangmulya, Karanganyar, Wirapanjunan, Wirakanan, Parean Girang, Soge, Pranti dan Bulak.

‘’Sawah yang paling luas terendam banjir ada di Desa Parean Girang, seluas 1.007 hektare,’’ kata Waryono.

Waryono menyebutkan, ketinggian banjir yang merendam areal sawah itu bervariasi, antara 30 – 70 cm. Hingga hari ini, ada sebagian yang sudah surut dan adapula yang masih terendam.

Menurut Waryono, umur tanaman padi yang terendam pun berbeda-beda, di kisaran 1 – 50 hari. Bahkan, adapula yang masih berupa persemaian siap tanam.

Waryono mengaku, hingga saat ini belum bisa memastikan kondisi tanaman padi, apakah terseamatkan atau harus dilakukan tanam ulang. Pasalnya, belum seluruh areal sawah surut genangan airnya.

‘’Ya kalau lebih dari tiga hari kedepan banjir masih merendam, harus tanam ulang,’’ tutur Waryono.

Waryono menambahkan, areal tanaman padi yang terendam banjir itu hampir seluruhnya telah dilakukan pemupukan pertama. Jikapun nanti tanaman terselamatkan dari ancaman puso, maka tanaman harus dilakukan pemupukan ulang. ‘’Padahal pupuk kan lagi susah,’’ keluh Waryono.

Untuk itu, Waryono berharap agar pemerintah bisa memberikan alokasi tambahan pupuk urea bersubsidi bagi petani yang tanamannya terendam banjir. Hal itu dipastikan akan mengurangi beban para petani.

‘’Benih juga kami minta ada bantuan jika dilakukan tanam ulang,’’ tandas Waryono.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement