REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di manakah Nabi Musa ‘alaihissalam dimakamkan? Ada sejumlah pendapat. 

Dilansir dari laman Mawdoo3 pada Senin (15/2), Imam Ibnu Hibban menduga, Musa dimakamkan di Madyan, antara Madinah dan Baitul Maqdis. Namun, Ad-Dhiya’ mengomentari, lokasi Madyan bukan seperti yang disebutkan. 

Adh-Dhiya menjelaskan, yang jelas riwayat sahih terkait dengan lokasi makam Musa sebagaimana yang diriwayatkan dari Rasulullah.  

Sebelum diwafatkan, Nabi Musa ‘alaihissallam meminta kepada Allah Ta'ala terkait dengan posisi makam yang diinginkan. Dalam hadits Bukhari, dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda:

...فسأل الله أن يُدْنِيَهُ مِن الأرضِ المُقَدَّسةِ رميةً بحجرٍ "...Nabi Musa 'alaihissallam memohon kepada Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al-Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu."

Abu Hurairah berkata, "Kemudian Rasulullah bersabda: 

فلو كنتُ ثَمَّ لأريتُكُم قبرَهُ، إلى جانبِ الطَّريقِ، عندَ الكَثيبِ الأحمَرِ 'Seandainya aku ke sana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan kuburnya yang ada di pinggir jalan di bawah tumpukan pasir merah.'" 

Ada perbedaan dalam mendefinisikan perbatasan Tanah Suci. Umumnya, orang mengatakan Baitul Maqdis adalah Masjid Al-Aqsa. Soal dasar penamaannya, itu sudah menjadi keputusan para nabi. Masjid Al-Aqsa adalah rumah orang-orang beriman. Ada yang menyebutnya sebagai tanah al-Tur. Ada pula yang mengatakan itu adalah tanah Syam. 

Al-Baghawi mengatakan bahwa Baitul Maqdis mencakup tanah Damaskus, Palestina, dan sebagian Yordania. Sebagian pendapat menyebutkan, Nabi Musa membuka sebidang tanah di Yerikho, Palestina, dan meninggal di sana, tak ada satu pun orang yang mengetahui letak makamnya. 

Sumber: mawdoo3    

Ikuti Whatsapp Channel Republika