REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi yang diterbitkan dalam Journal of Research in Medical Sciences, menemukan bahwa orang yang minum empat cangkir teh hijau per hari selama dua bulan, mengalami penurunan berat badan yang signifikan, baik dari indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang, maupun tekanan darah. Selain itu, teh hijau juga terbukti dapat mengurangi resiko obseitas dan diabetes.
Dilansir dari laman fitandwell, Selasa (16/2), katekin, bahan kimia alami yang ditemukan di tanaman, dalam teh hijau juga berfungsi sebagai antioksidan. Istilah "antioksidan" mungkin sangat sering disinggung dalam dunia kesehatan, namun tidak dijelaskan secara jelas. Pada dasarnya antioksidan berguna untuk mengatur kadar oksidasi pada tubuh, reaksi kimia yang disebabkan oleh sel tubuh saat memasukkan oksigen dan menghasilkan molekul yang disebut radikal bebas.
Radikal bebas sejatinya tidak berbahaya, dan tubuh mampu menampungnya. Namun jika terlalu banyak, maka dapat menyebabkan tubuh mengalami stres oksidatif, yang berujung pada gangguan autoimun, penuaan, katarak, kanker, rheumatoid arthritis, penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif.
Menurut International Journal of Biomedical Science, teh hijau, dengna kandungan antioksidannya, dapat membantu mencegah oksidasi berlebih pada tubuh, dan mengurangi segala resiko yang dapat disebabkannya. Sebuah studi yang diterbitkan di Rensselaer Polytechnic Institute telah menemukan antioksidan yang ditemukan dalam teh hijau yang dapat meningkatkan kadar p53, protein anti kanker alami, dalam tubuh manusia.