REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Perusahaan alat dan perlengkapan olahraga Adidas berencana untuk melepas merek Reebok yang terus merugi. Rencana tersebut akan dilakukan karena setelah 15 tahun membeli label asal Amerika Serikat (AS) itu, tidak membantu Adidas mampu bersaing dengan Nike.
“Reebok dan Adidas dapat secara signifikan lebih menyadari potensi pertumbuhan mereka secara independen satu sama lain,” kata CEO Adidas Kasper Rorsted dikutip dari Reuters, Selasa (16/2).
Adidas memastikan sudah membuat keputusan untuk memulai proses formal rencana tersebut dengan mendivestasi Reebok pada 10 Maret 2021. Hal tersebut menunjukan, Adidas tidak akan menjual Reebok pada kuartal pertama 2021.
Sebelumnya, Adidas membeli Reebok yang berbasis di Boston seharga 3,8 miliar dolar AS pada 2006. Kinerjanya yang lamban menyebabkan investor berulang kali meminta untuk membuang merek tersebut.
Sementara itu, Adidas berhasil menggerogoti dominasi Nike di Amerika Serikat dengan merek intinya. Hal tersebut dibantu dengan menjalin kemitraan bersama selebriti seperti Kanye West, Beyonce, dan Pharrell Williams.
Setelah Rorsted mengambil alih sebagai CEO pada 2016, dia meluncurkan rencana perubahan haluan untuk Reebok untuk mendapatkan profitabilitas. Sayangnya, kinerja Reebok masih terus tertinggal dari merek inti Adidas dan kemudian dilanda pandemi Covid-19.
Penjualan bersih Reebok turun tujuh persen pada kuartal ketiga 2020 menjadi 488 juta dolar AS setelah turun sebanyak 44 persen pada kuartal sebelumnya. Pada 2019, Adidas mencatat nilai buku Reebok hampir setengahnya dibandingkan dengan 2018.
Saat ini, Adidas memiliki pilihan untuk memutar Reebok sebagai perusahaan publik yang berdiri sendiri atau menjual merek ke ekuitas swasta, pengecer olahraga besar lainnya, serta pemain multilabel seperti VF Corp.