Rabu 17 Feb 2021 13:08 WIB

Aplikasi Clubhouse Tuai Pro-Kontra dari Selebritas Korea

Aplikasi Clubhouse dikembangkan oleh perusahaan Alpha Exploration di AS.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi rap, Mino Winner, ikut menggunakan aplikasi baru Clubhouse. Kehadiran aplikasi ini mendatangkan pro dan kontra dari para selebritas Korsel.
Foto: Instagram
Penyanyi rap, Mino Winner, ikut menggunakan aplikasi baru Clubhouse. Kehadiran aplikasi ini mendatangkan pro dan kontra dari para selebritas Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Selebritas Korea Selatan (Korsel) ikut merespons kehadiran media sosial (medsos) asal Amerika Serikat (AS), Clubhouse. Sebagian dari mereka dengan cepat mengikuti tren bersosialisasi dengan berkenalan antara selebritas dan penggemar.

Dilansir di The Korea Herald pada Rabu (17/2), beberapa pesohor Korea menggunakan platform baru itu untuk berkomunikasi dengan penggemar mereka. Penyanyi Horan dari band eksperimental Clazziquai Project baru-baru ini membuka ruang obrolan bernama 'lullaby' di aplikasi dan berkomunikasi dengan penggemarnya. Dia bahkan menyanyikan beberapa lagu di kamarnya dan mengizinkan penggemarnya bernyanyi bersamanya.

Penyanyi rap Mino dari boyband Winner, Swings, aktris Gong Hyo-jin adalah beberapa dari banyak bintang lainnya yang juga membuka ruang obrolan mereka sendiri untuk berkomunikasi dengan penggemar dan kenalan. "Saya tidak memiliki keberanian mengangkat tangan dan berbicara di peron, tapi senang mendengar percakapan Gong Hyo-jin dengan kenalan dan penggemarnya. Saya merasa seperti berada di pertemuan penggemar," kata seorang warganet dalam sebuah unggahan blog.

Meski demikian, beberapa bintang Korea mengkritik beberapa fitur Clubhouse, termasuk sistem khusus undangan. Penyanyi rap Din Din berkomentar tentang undangan yang dijual seharga 10 ribu won hingga 20 ribu won (sekitar Rp 126 ribu hingga Rp 253 ribu) mengingatkannya pada orang-orang yang mencoba memasuki pesta kerajaan di Abad Pertengahan yang lama.

"Kita hidup di abad berapa?" ujar Din Din mengatakan di acara radionya 'Music High' dari SBS. Dia menyebut, percakapan di aplikasi Clubhouse tampak satu arah di beberapa ruang obrolan grup tempat dia berada.

Aktor Kim Ji-hoon juga mengunggah di Instagram bahwa dia tidak yakin untuk menggunakan platform tersebut. Menurut dia, aplikasi tersebut tampaknya memengaruhi harga diri orang-orang dengan membuat mereka merasa kehilangan sesuatu yang penting, jika tidak mendapatkan undangan.

Aplikasi Clubhouse dikembangkan perusahaan rintisan berbasis di Kalifornia, AS, bernama Alpha Exploration. Clubhouse adalah aplikasi buzzy jenis baru jejaring sosial berbasis suara.

Platform itu memungkinkan pengguna memulai dan bergabung dengan ruang obrolan grupnya yang unik. Pembuat ruang dan beberapa orang lain yang dipilih oleh pembuat dapat berbicara dengan bebas di ruang percakapan itu, sementara yang lain mendengarkan.

Para pendengar di dalam ruangan itu juga dapat memperoleh kesempatan untuk berbicara dari pembicara dengan mengangkat tangan secara virtual di atas panggung. Setiap ruang obrolan mampu menampung hingga 5.000 orang.

Mirip seperti banyak media sosial yang ada, pengguna Clubhouse dapat mengikuti orang lain di aplikasi. Pengguna dapat mengetahui apakah orang yang mereka ikuti terlibat dalam obrolan apa pun saat ini.

Salah satu fitur yang membuat Clubhouse unik adalah sistem khusus undangannya. Orang harus diundang oleh teman atau kenalan yang memiliki nomor telepon di ponsel cerdasnya untuk bergabung dengan aplikasi. Seorang pengguna baru awalnya mendapat dua undangan.

Mereka yang tidak dapat menerima undangan langsung dari pengguna saat ini juga dapat menemukan jalan masuk dengan mencantumkan nama mereka di daftar tunggu. Orang-orang di daftar itu dapat bergabung dengan layanan, setelah pengguna saat ini melambaikan tangan mereka.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement