Kamis 18 Feb 2021 00:15 WIB

Tanggapi uniRank, Haedar: Ini Energi Positif Muhammadiyah

Muhammadiyah selalu berkontribusi yang konstruktif bagi kehidupan umat manusia.

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di kampus III UMM, Tlogomas, Kota Malang, Jawa Timur.
Foto: Dok UMM
Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di kampus III UMM, Tlogomas, Kota Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengapresiasi prestasi sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah yang masuk ke dalam ranking top universitas Islam se-dunia. Menurut dia, itu adalah pengakuan nasional dan internasional atas lembaga pendidikan dan amal usaha Muhammadiyah.

Sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah masuk ke dalam ranking teratas daftar uniRank yang dirilis kemarin. Daftar ini bisa lihat dalam laman 4icu.org. Dari urutan sepuluh besar, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menempati nomor satu atau teratas, disusul nomor empat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada urutan kedelapan. "Ini adalah energi positif Muhammadiyah bagi umat, bangsa, dan dunia," kata Haedar dalam rilisnya, kemarin malam.

Urutan lengkap sepuluh teratas Universitas Islam dunia hasil uniRank tahun 2021: (1) Universitas Muhammadiyah Malang Indonesia, (2) Iran University of Science and Technology Iran, (3) Cairo University Egypt, (4) Universitas Muhammadiyah YogyakartaIndonesia, (5) Umm Al-Qura University Saudi Arabia, (6) Shahid Beheshti University of Medical Sciences Iran, (7) Universiti Islam Antarabangsa Malaysia Malaysia, (8) Universitas Muhammadiyah Surakarta Indonesia, (9) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Indonesia, (10) Universitas Islam Indonesia Indonesia id. 

Sementara Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) lainnya tersebar di berbagai urutan setelahnya. Patut dicatat, ranking yang diurut oleh uniRank ini belum memasukkan faktor akademis, melainkan faktor perizinan dan akreditasi dari institusi resmi pemerintah di negara bersangkutan, memiliki masa studi sarjana atau pascasarjana minimal empat tahun, dan melakukan pengajaran secara tatap muka, bukan jarak jauh.

Meskipun demikian, Haedar mengatakan, PP Muhammadiyah menyampaikan apresiasi tinggi dan terimakasih kepada PTM, Majelis Diktilitbang, dan PWM, serta semua komponen Persyarikatan. Menurut dia, semua pihak sudah berkhidmat sepenuh komitmen, kesungguhan, pengorbanan,  pengabdian, dan usaha yang tiada henti dalam spirit tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja yang nyata dan membanggakan. 

Semua pihak, lanjut dia, telah berbuat dengan cerdas, berkualitas, profesional, objektif, serta memberi manfaat strategis dan kemanfaatan besar bagi kemajuan Persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusiaan global. 

"Muhammadiyah selalu berkontribusi yang konstruktif bagi kehidupan umat manusia kapan dan di manapun. Lebih-lebih di era pandemi yang meniscayakan kerja-kerja konkret di ruang sunyi yang memberi solusi untuk negeri," kata Haedar.

Ia menjelaskan, ciri utama Muhammadiyah memang senantiasa tampil sebagai pemecah masalah dan bukan penyebar masalah. Persyarikatan, kata dia, selalu menebar maslahat sekaligus mencegah mafsadat. 

Ia menegaskan, Muhammadiyah hadir untuk meringankan serta bukan menambah beban hidup bersama. Muhammadiyah juga terus mengedepankan sikap cerdas-berkuakitas dan bukan komunalitas. 

"Inilah gerak utama Muhammadiyah sebagai pembawa misi Islam Berkemajuan yang menampilkan keunggulan meneladani dan mempraktikkan Risalah Nabi," kata Haedar. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement