Kamis 18 Feb 2021 21:01 WIB

Akibat Banjir, 5.112 Hektare Padi Puso di Indramayu

Petani di Indramayu berharap bantuan benih dan pupuk subsidi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Petani mengamati padi yang rusak di sawahnya akibat terendam banjir di Pangauban, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Ahad (14/2/2021).
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Petani mengamati padi yang rusak di sawahnya akibat terendam banjir di Pangauban, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Ahad (14/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Tanaman padi di sejumlah sawah wilayah Kabupaten Indramayu tak bisa diselamatkan akibat banjir. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, per 18 Februari 2021, ada sekitar 8.276 hektare sawah yang terendam banjir, dan kurang lebih 5.112 hektare di antaranya tanaman padinya puso.

Tanaman padi yang dilaporkan puso itu disebut tersebar di sepuluh kecamatan. Padi yang puso ini terendam genangan banjir dengan ketinggian bervariasi, sekitar 30-110 sentimeter.

Padi dilaporkan terendam banjir rata-rata lebih dari tiga hari, bahkan ada yang sampai sekitar 20 hari. Dampaknya, padi membusuk, dan dinyatakan puso.

Padi yang puso ini dilaporkan, antara lain di Kecamatan Losarang, seluas sekitar 2.113 hektare. Genangan banjir masih terlihat di area persawahan wilayah Desa Jangga dan Puntang, Kecamatan Losarang. “Air di sini surutnya lama karena banyak saluran yang rusak dan mampet tertutup sampah. Untuk tanaman padi, kondisinya mati semua,” kata Camat Losarang, Suratno, Kamis (18/2).

Selain di Losarang, padi yang puso juga dilaporkan di sawah wilayah Kecamatan Kandanghaur, seluas sekitar 2.030 hektare. Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, luas tanaman padi yang terendam banjir pekan lalu di daerahnya ada sekitar 2.492 hektare. Adapun yang akhirnya puso dilaporkan sekitar 2.030 hektare. “Tanaman terendam banjir lebih dari tiga hari, jadi busuk, tidak bisa diselamatkan,” ujar dia.

Lantaran puso, Waryono mengatakan, petani mesti tanam ulang. Ia pun berharap ada bantuan terhadap petani yang mesti tanam ulang ini, terutama bantuan benih dan pupuk bersubsidi. “Kalau harus membeli pupuk nonsubsidi, petani sangat terbebani karena kerugian mereka akibat banjir juga besar,” kata dia.

Sawah di kecamatan lain yang padinya dilaporkan puso ini, antara lain di Bongas 410 hektare, Krangkeng 233 hektare, Haurgeulis 109 hektare, Lelea 78 hektare, dan Kroya 57 hektare. Kemudian di Gabuswetan 40 hektare, Anjatan 40 hektare, dan di Jatibarang seluas sekitar dua hektare.

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Indramayu, Dalam, meminta Dinas Pertanian segera mendata petani yang sawahnya kebanjiran dan mengupayakan agar mereka mendapat bantuan. “Secepatnya usulkan bantuan ke Kementerian Pertanian, baik berupa benih maupun pupuk, untuk tanam ulang,” kata dia.

Dalam pun berharap pemerintah pusat menambah alokasi pupuk bersubsidi bagi Kabupaten Indramayu. Sebab, kata dia, stok pupuk bersubsidi sudah habis digunakan untuk pemupukan sebelum kejadian banjir. “Yang kemarin saja (pupuk bersubsidi) dapatnya susah, dan sudah habis. Sekarang malah kena banjir,” ujar dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement