REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK--Situs perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Tesla Inc mengumumkan penurunan harga varian yang lebih murah yaitu sedan Model 3 dan kendaraan SUV Model Y. Namun Tesla menaikkan harga untuk sebagian produk mereka.
Dilansir dari kantor berita Reuters pada Jumat (19/2), harga Model 3 Standard Range Plus telah diturunkan menjadi $ 36.990 Rp 520 juta (asumsi Rp 14.068/US$) dari $ 37.990 Rp 534 juta. Sedangkan harga Model Y Standard Range turun menjadi $ 39.990 (562 juta) dari $ 41.990 (590 juta).
Produsen mobil listrik tersebut telah membuat berbagai model dalam jajarannya agar lebih terjangkau. Di saat bersamaan pembuat mobil ternama lainnya mencoba membuat terobosan di pasar kendaraan listrik yang jadi sasaran Tesla.
Rangkaian standar Model Y diluncurkan pada bulan Januari dimana membuat harga SUV-nya mendekati harga sedan Model 3. Jenis mobil itu yang paling mahal dari produk Tesla. Harga untuk varian Performa Model 3 naik menjadi $ 55.990 (787 juta) dari $ 54.990 (773 juta). Adapun Model Y naik menjadi $ 60.990 (858 juta) dari $ 59.990 (844 juta).
Tesla model Y adalah mobil listrik produk Tesla yang telah diproduksi di Cina. Mobil listrik ini dipasarkan seharga 339.900 yuan atau 52,376 dolar AS. Harga tersebut 10 persen dibawah harga resmi kompetitornya seperti produk Mercedes Benz GLC, BMW X3 dan Audi Q5L yang kesemuanya jenis sport utility vehicle (SUV) yang berbahan bakar bensin.
Pasar kendaraan listrik, baik yang menggunakan sistem penggerak plug in hybrid, maupun hidrogen fuell cell yang termasuk golongan New Energy Vehicle (NEV) diperkirkan tumbuh hingga 40 persen atau 1,8 juta unit pada 2021.
Tahun lalu penjualan kendaraan berkategori NEV ini hanya mencapai 1,3 juta unit, jauh dibawah target penjualan tahunan yang mencapai 2 juta unit pada 2020. Hal itu terjadi akibat dari pandemi Covid-19 yang mengganggu perekonomian dunia.
Pemotongan harga terjadi karena Tesla berupaya meningkatkan pengirimannya. Secara keseluruhan, perusahaan besutan Elon Musk itu mengirimkan 499.550 kendaraan selama 2020. Jumlah tersebut di atas perkiraan Wall Street sebanyak 481.261 kendaraan.