REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta menghentikan sementara tiga layanan bus Transjakarta. Intensitas hujan yang mengguyur Jakarta sejak kemarin, Jumat (19/2) dini hari, menimbulkan genangan air yang tidak memungkinkan untuk dilintasi armada bus.
"Tingginya genangan air di sekitar jalan Mayjen Sutoyo pagi ini, berdampak pada tiga layanan Transjakarta yang stop beroperasi untuk sementara," kata Direktur Operasional PT Transjakarta Prasetia Budi dalam keterangan tertulis resminya, Sabtu (20/2).
Prasetia menjelaskan, tiga rute yang operasionalnya dihentikan sementara, yakni BKN - Pondok Kelapa (7P), JAK 75 (Kampung Pulo-Halim via Cililitan) dan JAK 21 (PGC-Dwikora). Sementara itu, rute Tanjung Priok-PGC (Koridor 10) beroperasi dengan penyesuaian berupa pengalihan rute, untuk sementara tidak melewati halte Stasiun Jatinegara sampai dengan halte Cawang Soetoyo.
"Semua layanan ini akan kembali beroperasi normal kembali, apabila jalur sudah memungkinkan untuk dilintasi armada," ujarnya.
Dia menambahkan, Transjakarta juga mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Namun, apabila harus ke luar rumah karena terpaksa, selalu pastikan untuk menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Sementara itu, sebelumnya berdasarkan data BPBD Provinsi DKI Jakarta hingga pukul 06.00 WIB, sejumlah wilayah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur masih terdampak genangan air.
"Secara keseluruhan, sebanyak 193 RT dari total 30.470 RT yang terdampak, dengan persentase RT terdampak sebesar 0,633 persen. Dan jumlah pengungsi di seluruh DKI sebanyak 379 KK dengan total 1.380 jiwa," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto dalam keterangan tertulis resminya, Sabtu (20/2).
Sabdo menjelaskan, sebanyak 29 RW terdampak banjir di Jakarta Selatan, terdiri dari 44 RT, dengan ketinggian 40 - 150 sentimeter, dan terdapat pengungsi sebanyak 7 KK dengan total 19 jiwa. Sementara itu, di Jakarta Timur terdapat 50 RW yang terdampak banjir, terdiri dari 143 RT, dengan ketinggian 40 - 180 sentimeter, dan 372 KK dengan total 1.361 jiwa sedang mengungsi. Serta di Jakarta Barat sejumlah 4 RW dan 6 RT terdampak.
"Sejumlah wilayah yang masih terdampak tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan dan luapan Kali Ciliwung, Kali Krukut, dan Kali Pesanggrahan di Jakarta Selatan, serta luapan PHB Sulaiman, Kali Sunter, Kali Cipinang di Jakarta Timur," ujarnya.