Rabu 24 Feb 2021 10:36 WIB

Rambut Rontok Diyakini Sebagai Gejala Jangka Panjang Covid

Penelitian membuktikan 25 persen pasien alami rambut rontok pascasembuh dari Covid

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasien covid-19 yang sudah sembuh menaiki ojek daring untuk meninggalkan tempat isolasi. Penelitian membuktikan 25 persen pasien alami rambut rontok pascasembuh dari Covid
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasien covid-19 yang sudah sembuh menaiki ojek daring untuk meninggalkan tempat isolasi. Penelitian membuktikan 25 persen pasien alami rambut rontok pascasembuh dari Covid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru mengungkapkan ada beberapa gejala jangka panjang yang dapat dialami oleh pasien Covid-19. Salah satunya adalah rambut rontok.

Studi yang dimuat dalam jurnal The Lancet ini melibatkan pasien Covid-19 dari Jin Yin-tan Hospital dalam periode 7 Januari 2020 sampai 29 Mei 2020. Para peneliti tetap memantau pasien-pasien tersebut selama enam bulan setelah para pasien dipulangkan dari rumah sakit.

Selain itu, para pasien juga diminta mengisi kuesioner untuk mengevaluasi gejala yang mereka rasakan. Para pasien yang terlibat juga menjalani pemeriksaan fisik, tes berjalan kaki selama enam menit, dan tes darah.

Dari studi tersebut diketahui bahwa hampir seperempat pasien Covid-19 mengalami rambut rontok dalam rentang waktu enam bulan setelah terinfeksi. Pasien perempuan lebih berisiko mengalami kondisi ini dibandingkan laki-laki.

Studi ini juga menemukan ada beberapa gejala jangka panjang lain yang dapat dialami pasien Covid-19. Gejala lainnya adalah rasa lelah atau lemah otot, masalah tidur, serta kecemasan atau depresi.

Dari 1.655 pasien yang terlibat, sebanyak 63 persen di antaranya mengalami keluhan rasa lelah atau lemah otot. Sebanyak 26 persen pasien juga mengeluhkan masalah tidur. Sekitar 23 persen pasien diketahui mengalami kecemasan atau depresi, dan sebanyak 22 persen menghadapi keluhan rambut rontok.

Dari seluruh pasien yang terlibat, sebanyak 76 persen di antaranya mengalami setidaknya satu gejala jangka panjang dalam kurun waktu enam bulan setelah tekena Covid-19. Gejala jangka panjang ini lebih sering terjadi pada pasien perempuan.

Pasien yang sebelumnya mengalami Covid-19 berat lebih berisiko mengalami gejala jangka panjang berupa lemah otot dan depresi. Selain itu, mereka juga lebih berisiko terhadap kecemasan dan kelainan difusi paru.

"Kami menemukan bahwa enam bulan setelah gejala (Covid-19) pertama muncul, sebagian besar pasien mengalami setidaknya satu gejala (jangka panjang), khususnya kelelahan atau lemah otot, kesulitan tidur, dan kecemasan atau depresi," papar tim peneliti, seperti dilansir SKY News.

National Health Service (NHS) Inggris telah membuat daftar gejala jangka panjang yang mungkin dialami oleh pasien Covid-19. Sebagian di antaranya adalah kelelahan, sesak napas, dan pening. Akan tetapi, rambut rontok belum termasuk di dalamnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement