REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Cina membantah bahwa diplomat Amerika Serikat (AS) di negara itu telah diminta untuk melakukan tes usap lewat anal untuk Covid-19. Bantahan ini muncul menyusul laporan media bahwa beberapa diplomat mengeluh tentang prosedur tersebut.
"Sepengetahuan saya ... China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes usap anal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian, dalam jumpa pers harian di Beijing.
Media AS Vice pada Rabu (24/2) mengutip seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang mengatakan bahwa tes usap anal itu salah. China telah mengatakan akan menghentikan tes semacam itu pada diplomat AS.
Dalam email yang diberikan kepada Reuters, perwakilan lembaga tersebut berkomitmen untuk menjamin keselamatan dan keamanan diplomat dan keluarga mereka, serta tetap menjaga martabat mereka.
Beberapa kota di China menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi di tengah peningkatan skrining selama serentetan wabah regional menjelang liburan Tahun Baru Imlek. Dokter penyakit pernapasan di Beijing, Li Tongzeng, menyatakan tes menggunakan usap anal dapat menghindari infeksi yang hilang karena jejak virus.
Dengan sampel feses atau usap anal dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama daripada pada saluran pernapasan. Tes feses juga mungkin lebih efektif dalam menemukan infeksi pada anak-anak dan bayi karena limbah membawa organisme yang lebih tinggi daripada orang dewasa.