REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selalu ada cerita menarik di balik sebuah peristiwa besar. Contohnya dalam kemenangan Everton atas Liverpool di Anfield pada Ahad (21/2) lalu, setelah puasa sejak 1999. Skuad Everton ternyata mengalami kejadian menyebalkan menjelang derby Merseyside tersebut. Alarm kebakaran membangunkan mereka pada pukul 1 dini hari.
"Itu benar," kata gelandang Everton Gylfi Sigurdsson dengan senyum lebar dalam wawancara dengan Sky Sports, Kamis (25/2).
"Saya tidak akan berbohong, bangun sekitar jam 1 pagi ... itu bukan persiapan terbaik. Anak-anak sedikit frustrasi, tetapi Anda mengharapkan hal-hal ini dari derbi."
Pada pukul 17.30 keesokan harinya, gangguan tidur telah digantikan oleh keteguhan hati skuad the Toffees untuk meraih kemenangan. Penantian 22 tahun untuk kemenangan Everton di Anfield pun berakhir.
Sigurdsson mengungkapkan bagaimana Carlo Ancelotti menyampaikan pesan untuk bertahan dengan baik sebagai sebuah tim dengan tujuh pertandingan di semua kompetisi tanpa clean sheet. Namun pada saat bersamaan, para pemain ditanamkan pola pikir untuk menang.
"Kami mengadakan pertemuan tim sehari sebelum pertandingan dan membahas hal-hal secara taktis dan mereka bekerja dengan sempurna, terutama saat bertahan. Dia menjelaskan bagaimana dia ingin memenangkan pertandingan, tetapi pesannya adalah bertahan dengan baik," kata Sigurdsson mengungkapkan instruksi Ancelotti.
Sebagai orang Italia, menurut Sigurdsson, wajar Ancelotti mengharapkan itu. Justru kemampuan bertahan Everton inilah yang dinilai Sigurdsson menjadi kunci kemenangan.
"Dia ingin kami bertahan dengan baik, menjaga clean sheet. Saya merasa ini adalah fondasi dari kemenangan." Katanya.
Sigurdsson menyumbang gol dalam laga itu ketika wasit Chris Kavanagh menunjuk ke titik penalti setelah pelanggaran oleh Trent Alexander-Arnold terhadap Dominic Calvert-Lewin. Ketika wasit pergi untuk melihat monitor, ia berpikir Everton tidak akan mendapatkan penalti. Sebab sejauh ini Everton hanya dua kali mendapatkannya.
“Tapi dia tidak membuat saya menunggu terlalu lama. Hal yang paling mengganggu adalah angin. Saya bisa melihat bola bergerak sedikit, jadi saya berharap saat hendak melakukan tembakan, bola itu tidak akan meleset ke samping Sungguh melegakan mencetak gol untuk membawa kami menjadi 2-0 dengan waktu tersisa sekitar 10 menit," kata gelandang asal Islandia ini.